REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kebun Raya Mangrove yang berada di wilayah pesisir Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya, Jawa Timur, segera diresmikan. Saat ini, sarana edukasi dan wisata alam ini memiliki koleksi 57 jenis tanaman mangrove atau bakau.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangannya di Surabaya, Selasa (25/7/2023), mengatakan saat ini juga tengah dilakukan eksplorasi tiga jenis baru yang akan menambah koleksi. "Lebih dari itu, kami juga berencana untuk melakukan kerja sama dengan wilayah lain yang memiliki mangrove," katanya.
Kalaupun ada mangrove jenis lain di tempat lain tetapi tidak ada di sini, pihaknya akan minta bibitnya dan menanamnya. "Sehingga kebun raya ini semakin sempurna dengan semua jenis mangrove yang ada di Indonesia dan luar negeri juga," ucap Cak Eri panggilan akrabnya.
Selain itu, Cak Eri juga sudah melakukan pengecekan Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar untuk memastikan kesiapan sebelum diresmikan pada Rabu 26 Juli 2023 atau bertepatan dengan Hari Mangrove Internasional. "Jadi kami siapkan jalur nanti ketika diresmikan," ujarnya.
Namun demikian, Cak Eri menyatakan, yang pasti keberadaan Kebun Raya Mangrove selain menjadi tempat edukasi dan pariwisata, juga memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Di mana konsep ekonomi yang diusung nantinya akan sama seperti Romokalisari Adventure Land.
"Nanti hasilnya juga akan diberikan kepada masyarakat, seperti Romokalisari Land. Jadi insya Allah akan ada pengembangan oleh masyarakat dan komunitas yang hasilnya bisa mengurangi kemiskinan," katanya.
Cak Eri mengungkapkan, mangrove bisa diolah menjadi beragam bahan pangan atau minuman seperti di antaranya dibuat selai atau sari minuman. Dalam pengembangannya, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Sekarang ini, kata dia, kesiapan Kebun Raya Mangrove Surabaya telah mencapai sekitar 99,99 persen. Rencananya, peresmian Kebun Raya Mangrove pertama di Indonesia ini akan dilakukan oleh Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) yang sekaligus Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
"Kesiapan insya Allah sudah 99,99 persen, tinggal hanya pembersihan dan lainnya. Karena mangrove kan memang seperti ini, tidak kami ubah, tidak kami apakan, tapi keindahan mangrove itu ya dari alamnya, dari tanaman mangrovenya," katanya.