Selasa 25 Jul 2023 09:55 WIB

IHSG Bergerak Optimistis Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed

IHSG menguat ke level 6.944,62.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Karyawan berada di dekat papan pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah, turun 0,25 persen atau 17,03 poin ke level 6.880 pada penutupan perdagangan Jumat (10/2/2023) sore ini.
Foto: Republika/Prayogi.
Karyawan berada di dekat papan pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah, turun 0,25 persen atau 17,03 poin ke level 6.880 pada penutupan perdagangan Jumat (10/2/2023) sore ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak optimistis pada perdagangan pada Selasa (25/7/2023). IHSG menguat ke level 6.944,62 setelah ditutup naik sebesar 0,27 persen ke level 6.899,39 pada perdagangan kemarin.

Penguatan IHSG ditopang oleh saham-saham energi yang menguat 0,72 persen secara sektoral. MEDC melonjak hingga tiga persen, lalu ADRO dan BYAN menyusul dengan kenaikan lebih dari satu persen.

Baca Juga

Di Asia, indeks dibuka beragam setelah indeks saham utama di Wall Street semalam ditutup naik tipis dengan DJIA memperpanjang kenaikan menjadi 11 hari beruntun. Reli DJIA merupakan rangkaian terpanjang sejak Februari 2017.

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan kepastian mengenai suku bunga The Fed masih membayangi pasar. Pelaku pasar melihat 99,8 persen peluang The Fed akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 bps ke kisaran 5,25 persen-5,50 persen, tertinggi sejak 2001.

"Pelaku pasar juga optimistis ini akan menjadi kenaikan suku bunga yang terakhir dengan memprediksi 84 persen peluang The Fed akan menahan kenaikan suku bunga di September," kata Phillip Sekuritas Indonesia, Selasa (25/7/2023).

Di Eropa, aktivitas dunia usaha menyusut lebih cepat dari perkiraan. Hal ini membangkitkan kembali ketakutan mengenai resesi dan memberi indikasi serangkaian kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Eropa (ECB) mulai membebani konsumen dan sektor Jasa (services).

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik menjadi 3,87 persen dari 3,84 persen. Investor menimbang risiko The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali lagi tahun ini di tengah masih kokohnya kinerja ekonomi AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement