REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebaik-baik generasi manusia adalah generasi para sahabat Nabi Muhammad SAW, setelah itu generasi tabiin, dan generasi tabiut tabiin. Kaum Muslim pada generasi tersebut memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat. Bagaimana dengan generasi sekarang?
Islam memberi ukuran jelas untuk mengetahui kualitas satu generasi pada satu masa. Yakni dengan melihat bagaimana generasi tersebut dalam menjaga sholatnya. Bila generasi tersebut lalai atau mengabaikan sholat sudah dan cenderung mengikuti hawa nafsu, sudah dipastikan generasi tersebut akan menjadi generasi yang tersesat. Allah SWT berfirman:
فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ
Artinya : Kemudian, datanglah setelah mereka (generasi) pengganti yang mengabaikan sholat dan mengikuti hawa nafsu. Mereka kelak akan tersesat. (Alquran surat Maryam ayat 59).
Generasi yang melalaikan sholat dan menurutkan hawa nafsu akan menemui kecelakaan dan kerugian. Kehidupannya pun akan berantakan disebabkan pelanggaran-pelanggaran terhadap syariat agama lebih-lebih dilakukan terang-terangan, seperti berjudi, meminum khi, berzina, dan lainnya.
يَكُوْنُ خَلْفٌ مِنْ بَعْدِ سِتِّيْنَ سَنَةً اَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ثُمَّ يَكُوْنُ خَلْفٌ يَقْرَؤُنَ الْقُرآنَ لَايَعْدُوْ تَرَاقِيَهُمْ وَيقْرَأُ الْقُرْآنَ ثَلَاثَةٌ مُؤْمِنٌ وَمُنَافِقٌ وَفَاجِرٌ (رواه احمد وابن حبان والحاكم
Artinya: Akan datang suatu generasi sesudah enam puluh tahun, mereka melalaikan salat dan memperturutkan hawa nafsu, maka orang-orang ini akan menemui kecelakaan dan kerugian. Kemudian datang lagi suatu generasi, mereka membaca Alquran, tetapi hanya di kerongkongan (mulut) saja (tidak masuk ke hati) dan semua membaca Alquran, orang mukmin, orang munafik dan orang-orang jahat dan fasik (tidak dapat lagi dibedakan mana orang mukmin sejati dan mana orang yang berpura-pura beriman)” (HR Ahmad, Ibnu Hibban dan al-Hakim).
Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa orang-orang yang meninggalkan sholat dan menuruti hawa nafsu disebut ahlul Laban. Merekalah generasi yang disebutkan Rasulullah akan menemui kerusakan dan kebinasaan.
سَيَهْلِكُ اُمَّتِى اَهْلُ الْكِتَابِ وَاَهْلُ الَّلبَنِ قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللّٰهِ مَااَهْلُ الْكِتَابِ قَالَ قَوْمٌ يَتَعَلَّمُوْنَ الْكِتَابَ يُجَادِلُوْنَ بِهِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُلْتُ وَمَا اَهْلُ اللَّبَنِ قَالَ قَوْمٌ يَتَّبِعُوْنَ الشَّهَوَاتِ وَيُضِيْعُوْنَ الصَّلَوَاتِ. (رواه احمد والحاكم عن عقبة بن عامر الجهنى)
“Akan rusak binasalah sebahagian dari umatku yaitu “Ahlul Kitab” dan “Ahlullaban”. Aku bertanya, “Siapakah “Ahlul Kitab” wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka ialah orang-orang yang mempelajari Alquran untuk berdebat dengan orang-orang mukmin.” “Lalu, siapa pula “Ahlullaban” itu?” Rasulullah menjawab, “Mereka ialah orang-orang yang memperturutkan hawa nafsu dan meninggalkan sholat” (HR Ahmad dan al Hakim dari ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhhani).