Selasa 25 Jul 2023 14:25 WIB

Ruang Kelas SDN Cikawung Tasikmalaya Ambruk, KBM Terganggu

Saat ini ruang kelas yang ambruk itu tak bisa digunakan untuk KBM.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus Yulianto
Kondisi ruang kelas yang ambruk di SDN Cikawung, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya.
Foto: Dok. SDN Cikawung
Kondisi ruang kelas yang ambruk di SDN Cikawung, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Atap ruang kelas III di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cikawung, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, dilaporkan ambruk pada Senin (24/7/2023). Ambruknya ruangan kelas itu diduga karena bangunan yang sudah lapuk dimakan usia.

Tak ada korban jiwa maupun luka akibat kejadian itu. Namun, kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa otomatis terganggu. 

Kepala SDN Cikawung Mustopa Aripin mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Senin sekitar pukul 09.00 WIB. Diduga, ambruknya atap ruang kelas itu disebabkan kondisi kerangka yang sudah lapuk. Saat ini ruang kelas yang ambruk itu tak bisa digunakan untuk KBM.

"Kamarin ambruk. Memang karena sudah lapuk," kata Mustopa saat dikonfirmasi Republika, Selasa (25/7/2023).

Dia mengatakan, peristiwa itu terjadi saat aktivitas belajar sedang dilakukan. Beruntung, ketika itu siswa sedang melakukan kegiatan di luar ruang kelas, sehingga kejadian itu tak menimbulkan korban jiwa maupun luka.

Usai kejadian itu, pihak sekolah langsung melakukan koordinasi dengan orang tua siswa. Berdasarkan hasil kesepakatan bersama, ruang kelS yang ambruk itu tidak boleh digunakan untuk KBM. 

Selain ruang kelas III, dua ruang kelas lainnya, yaitu ruang kelas I dan kelas II, juga tak digunakan untuk tempat KBM lantaran kondisinya sudah tidak layak.

"Sementara sistem kelas digilir di sisa ruangan yang masih bisa dipakai," ujar Mustopa.

Ia mengatakan, saat ini, terdapat tiga ruang kelas di sekolahnya yang masih bisa digunakan, yaitu ruang kelas IV, kelas V, dan kelas VI. Para siswa kelas I, II, dan III, mengisi ruang itu untuk KBM pada pagi hari. Sementara siswa kelas IV, V, dan VI, melakukan KBM pada siang harinya.

Mustopa mengatakan, tiga ruang kelas sisa yang digunakan untuk KBM itu sebenarnya juga tak layak. Namun, pihak sekolah tak memiliki ruangan lain untuk dijadikan tempat KBM.

Ia menyatakan, pihaknya sudah melaporkan kepada dinas. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian perbaikan akan dilakukan. "Dinas juga belum melakukam verifikasi," kata dia.

Mustopa berharap, pihak dinas dapat segera melakukan perbaikan. Pasalnya, belajar secara bergilir pasti membuat KBM pasti terganggu.

"Aktivitas tidak efektif. Tiga kelas yang digunakan saat ini juga sebenarnya butuh perbaikan. Namun karena tidak ada ruangan lagi," ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement