REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri BUMN Dahlan Iskan mengunjungi pondok pesantren Al Zaytun beberapa waktu lalu. Kunjungannya itu ia tulis dalam artikel berjudul 'Zaytun Sinagog' yang diunggah di laman Disway-id.
Dalam kunjungannya itu, ia sempat diantar ke kantor Panji Gumilang. Lokasinya berada di mezzanine masjid baru. Di sana, Panji berbincang dengan rombongan Pendeta Tjahjadi Nugroho dari gereja Gereja Jemaat Allah Global Indonesia (JAGI)
Mereka bicara soal toleransi. Panji, sebut Dahlan, tidak setuju dengan istilah toleransi beragama. "Dalam membahas toleransi jangan bicara agama. 'Bisa bertengkar'," katanya mengutip Panji.
"Lebih baik bicara kerukunan tanpa menyinggung soal agama."
Para tamu dan Panji juga membahas soal lagu Indonesia Raya yang utuh tiga stanza. Di situ disebutkan Indonesia itu 'tanah mulia', 'tanah suci', dan 'tanah berseri'.
Kepada Republika, Selasa (25/7/2023), Dahlan mengatakan, masalah toleransi itu ternyata bukan hanya probelm antaragama, tapi juga problem besar antarumat Islam.
"Kalau kita di pesantren kan biasa membahas soal Alquran itu wahyu Allah yang disampaian lewat antara lain malaikan jibril, ke Nabi Muhammad, lalu nabi mengatakannya ke sahabat. Dan Panji percaya penih bahwa Quran itu wahyu Allah. Apa yang salah?," katanya merespons pertanyaan Republika ihwal apa yang mesti dilakukan untuk mengatasi masalah Al Zaytun.