REPUBLIKA.CO.ID, PALERMO -- Bandara Palermo di Sisilia ditutup pada Selasa (25/7/2023) karena kebakaran hutan. Cuaca ekstrem yang melanda Italia telah menyebabkan kerusakan dan sedikitnya dua kematian di bagian utara negara itu.
Bandara di ibu kota Sisilia itu akan ditutup hingga pukul 21.00 waktu setempat. Petugas pemadam kebakaran bekerja untuk memadamkan api besar di daerah terdekat yang mengganggu lalu lintas jalan raya dan kereta api.
Insiden itu menambah kesengsaraan perjalanan di Sisilia pada puncak musim turis. Pekan lalu, Bandara utama Catania di Sisilia, atau yang terbesar kelima di Italia, ditutup karena kebakaran di gedung terminal. Bandara dibuka kembali hanya untuk penerbangan terbatas.
Gelombang panas telah melanda Eropa selatan. Suhu yang sangat panas berisiko menyebabkan kebakaran dam kematian. Di beberapa bagian Sisilia timur, suhu naik menjadi 47,6 derajat Celcius pada Senin (24/7/2023), mendekati rekor tertinggi Eropa yaitu 48,8 derajat Celcius yang tercatat di Sisilia dua tahun lalu.
Pada Selasa, Italia menempatkan 16 kota dalam siaga merah karena suhu yang tinggi. Termasuk di Palermo dan Catania. Pemadaman listrik dan berkurangnya pasokan air sering terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, badai malam di Milan merusak atap dan menumbangkan pohon. Badai juga mengganggu transportasi darat di ibu kota keuangan Italia. Dua wanita tewas pada Senin dan Selasa di provinsi Monza dan Brescia utara setelah tertimpa pohon tumbang.
Pada Senin, maskapai penerbangan Delta menuju ke New York yang lepas landas dari bandara Malpensa Milan mengalami kerusakan parah akibat badai es. Pesawat terpaksa mendarat di Roma. Italia adalah salah satu negara Eropa yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim, dan mengalami banjir mematikan pada Mei.