REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Fenomena menikah beda agama semakin marak dilakukan saat ini. Untuk membentengi hal tersebut organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah Aisyiyah memiliki berbagai program untuk membentengi keluarga dari masalah itu.
Ketua Umum PP Aisyiyah Salmah Orbayinah menjelaskan bahwa permasalahan di masyarakat memang memiliki jalan keluar dengan dakwah. Bentuk dakwah Aisyiyah untuk membentengi keluarga dari menikah beda agama dengan beberapa program
Pertama program Qoriyah Thayyibah. Qaryah Thayyibah ’Aisyiyah (QTA) adalah suatu perkampungan atau desa dimana masyarakatnya menjalankan ajaran Islam secara kaffah baik dalam hablun minallah maupun hablun minannas dalam segala aspek kehidupannya yang meliputi bidang akidah, ibadah, akhlak, dan mu’amalah duniawiyah.
"Dari aspek spiritualitas atau agama, kita ingin membentuk kelompok yang kaffah, baik hablumminallah dan hablumminannas. Kita juga ingin membentuk masyarakat yang cerdas dan sadar, melalui peningkatan aspek pendidikan, kesehatan, dan sosial kemasyarakatan," ujar dia kepada Republika.co.id, Selasa (25/7/2023).
Dalam kasus pernikahan beda agama ini misalnya ketahanan keluarga perlu dilakukan. Dan program QTA ini dapat dijadikan alat untuk mengatasi masalah tersebut tak hanya nikah beda agama tetapi juga kasus kekerasan seksual terutama dengan pelaku dari keluarga terdekat.
Selan QTA, untuk mencegah pernikahan beda agama, Aisyiyah juga bekerjasama dengan Kemenag terutama di KUA setiap wilayah dalam bentuk program Bimbingan Perkawinan (Bimwin). Sasaran bimwin tak hanya calon pengantin yang akan menikah saja.
"Kami menyasar bimwin tak hanya untuk pasangan pra nikah tetapi juga muda-mudi yang sudah cukup usia untuk menikah dan pasangan muda dengan anak di bawah umur,"ujar dia.
Sehingga ke depan masalah pernikahan beda agama ini dapat diantisipasi sedini mungkin dengan pemahaman agama yang kuat setiap individu. Baik untuk diri sendiri maupun sebagai orang tua dalam mendidik anak-anaknya.