Selasa 25 Jul 2023 18:13 WIB

Elektabilitas Terus Meningkat, Erick Thohir Diyakini Bisa Antarkan Ganjar Jadi Presiden

Erick jadi kandidat cawapres yang sangat diminati calon pemilih milenial dan gen Z.

Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Dok PSSI
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang dikeluarkan Survei Indikator Politik Indonesia menempatkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai kandidat cawapres tertinggi (22,9 persen) mengungguli Ridwan Kamil (20,1 persen) dan Sandiaga Salahuddin Uno (17,5 persen). Dari data Indikator tersebut Erick juga merupakan cawapres yang sangat diminati oleh calon pemilih generasi milenial dan gen Z.

Tingginya minat generasi milenial dan gen Z terhadap Erick dinilai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin Makassar Dr Phil Sukri, MSi lantaran jarak psikologis mereka yang tak terlalu jauh. Selain itu menurut Sukri, tingginya minat generasi Millenials dan generasi gen Z lantaran Erick sering menunjukan gaya nonformal di setiap kegiatannya dan gaya formal hanya ditunjukan Erick pada saat acara resmi kenegaraan.

Selain gaya nonformal yang sering ditunjukkan Erick, gaya kepemimpinan yang tak banyak bicara dinilai Sukri juga membuat nama Ketua Umum PSSI ini diminati generasi milenial dan generasi gen Z. Sukri menilai generasi milenial dan gen Z saat ini tak suka melihat para politisi yang lebih banyak bicara daripada kerja sehingga pemilih muda saat ini tentu membandingkan Erick dengan politikus lain yang banyak bicara.

"Gaya seperti itulah yang diminati oleh generasi milenial dan generasi gen Z. Sebab mereka tak terlalu menyukai gaya kepemimpinan yang formal dan tak banyak bicara," kata Sukri.

Ia menilai keberhasilan Erick dalam memperbaiki sepak bola Indonesia juga memberi daya ungkit elektroral pada survei Indikator. "Sepak bola tak hanya disukai generasi senior tetapi juga generasi muda," kata Sukri.

Dengan masih jauhnya pelaksanaan Pilpres 2024, Sukri yakin elektabilitas Erick masih dapat terus merangkak naik. Terlebih lagi ketika Sandiaga Uno atau Ridwan Kamil tak maju menjadi cawapres dari salah satu kandidat capres.

Saat ini, kata dia, karena kandidat capres yang ada belum memutuskan nama cawapresnya, maka suara pemilih masih terbagi. "Erick sangat berpeluang untuk bisa mendapatkan suara dari Sandi atau Ridwan Kamil ketika mereka berdua tak jadi maju menjadi cawapres. Sebab suara pemilih Erick sama dengan generasi pemilih Sandi maupun Ridwan Kamil," kata Sukri.

Dari simulasi pasangan capres-cawapres Indikator, pasangan Ganjar dan Erick merupakan yang sangat diminati oleh masyarakat. Jika Ganjar nantinya disandingkan dengan Erick dan Ridwan Kami atau Sandi tak maju sebagai cawapres dari salah satu kandidat, menurut Sukri potensi kemenangan Ganjar Erick akan semakin terbuka luas.

"Mengacu pada data yang ada saat ini kemungkinan capres yang akan maju ada 3. Data dari Indikator menyebutkan baik Ganjar maupun Prabowo ketika disandingkan dengan Erick akan menghantarkan mereka masuk ke putaran kedua. Memang angka kemenangan yang paling tinggi ketika Ganjar disandingkan dengan Erick," ungkap Sukri.

Sukri menduga yang membuat Ganjar Erick bisa memenangkan kontestasi Pilpres 2024 mendatang karena harapan kedua pasangan ini mampu menjadi generasi penerus politik di Indonesia. Selain itu kedua pasangan ini dinilai memiliki chemistry yang sama.

"Kalau mereka berpasangan dinilai bisa saling melengkapi dan menutupi masing-masing pasangannya. Misalnya Ganjar yang berasal dari PDI Perjuangan sedangkan Erick berasal dari teknokrat. Selain itu Erick dinilai memiliki kekuatan kapital yang cukup besar untuk mendukung kampanye Ganjar, Ini dianggap pasangan Ganjar Erick ini pas. Meskipun Erick juga pas jika disandingkan dengan Prabowo," ujar Sukri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement