Selasa 25 Jul 2023 21:52 WIB

Demam Barbie Melanda Amerika Latin, Jadi Tema Kue Hingga Unjuk Rasa

Barbie Dictator ada dibuat untuk memprotes Presiden Peru Dina Boluarte.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Salah satu adegan di film Barbie (2023). Demam Barbie melanda negara-negara Amerika Latin.
Foto: Dok Warner Bros. Pictures
Salah satu adegan di film Barbie (2023). Demam Barbie melanda negara-negara Amerika Latin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Latin membawa demam Barbie ke titik ekstrem. Mulai dari segala sesuatu yang berwarna pink, taco, kue, pesawat komersial berlogo Barbie, iklan politik, dan bahkan unjuk rasa bertema Barbie.

Demam Barbie di wilayah Amerika Latin memiliki warna yang lebih gelap dan mengerikan. Pekan ini, di Peru, pengunjuk rasa antipemerintah mendandani dua wanita dengan warna pink dan memasukkan mereka ke dalam kotak Barbie raksasa di alun-alun utama Kota Lima.

Baca Juga

Hal itu dilakukan untuk memprotes Presiden Dina Boluarte yang saat ini menjabat, di mana polisi pembela pemerintahan sering bentrok dengan pengunjuk rasa. Seorang aktris yang kotaknya diberi label "Barbie Dictator" memegang pistol pink.

Kotak boneka itu juga diberi label dengan tulisan, "termasuk gas air mata dan peluru dum-dum". Kotak lainnya diberi label "Barbie Genosidal".

Sementara itu, toko, pedagang kaki lima, dan restoran di seluruh Amerika Latin menawarkan segala macam barang bertema Barbie. Di Meksiko, ada Barbie tortilla (adonan jagung berwarna pink dengan jus bit yang bisa dimakan, dengan beberapa dicetak dengan siluet Barbie rambut ekor kuda). Ada juga kue-kue Barbie, taco Barbie, hingga milkshake Barbie.

Seluruh restoran bertema Barbie dibuka pekan ini di Guayaquil, Ekuador, dibangun menyerupai rumah Barbie. Volaris, sebuah maskapai penerbangan Meksiko, telah mengecat salah satu jetnya dengan logo Barbie. Dan menurut sebuah video promosi, pesawat itu akan dipiloti oleh Barbie, bukan Ken.

Demam pink di wilayah itu sedemikian rupa sehingga Barbie mania kini menyebar ke politik. Di Guatemala, kandidat presiden Sandra Torres membagikan video musikal TikTok, yang menampilkannya sebagai Barbie yang menginginkan kemakmuran untuk semua.

Pedagang jalanan Meksiko menjajakan boneka Barbie yang meniru calon presiden Claudia Sheinbaum, seorang ilmuwan kehidupan nyata yang banting setir menjadi politisi. Dia menjadikan rambut aslinya yang diikat ekor kuda sebagai branding.

Belum lama ini, Kantor Presiden Kolombia Gustavo Petro mengangkat isu peretasan dengan video bertema Barbie, termasuk klip dari trailer film itu, untuk mempromosikan tur hari kemerdekaan negara tersebut. Tetapi, mereka dengan cepat menghapus video yang dibuat dengan buruk itu.

Di Meksiko, boneka penghormatan Barbie memicu kontroversi ketika seorang saudara perempuan dari 111 ribu orang hilang di Meksiko mulai menjahit pakaian Barbie, dan menjadi Barbie menamai dirinya "Searching Mother". Sebagian besar orang yang hilang itu tampaknya telah diculik dan dibunuh oleh kartel narkoba atau geng penculik.

"Barbie telah berevolusi menjadi representasi wanita yang kuat dan mandiri, yang dapat melakukan apa yang diinginkan dan mengejar impian," tulis kelompok pencari relawan Light of Hope dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement