Rabu 26 Jul 2023 08:38 WIB

Dorong Pertanian Berkelanjutan, Integrated Farming System Diterapkan di Banyuwangi

Penerapan sistem ini agar desa lebih maju dan mandiri secara ekonomi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
 Universitas Brawijaya (UB) melalui kegiatan Doktor Mengabdi Kemitraan berhasil menerapkan teknologi Integrated Farming System (IFS) di Desa Wisata Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Foto: Dokumen
Universitas Brawijaya (UB) melalui kegiatan Doktor Mengabdi Kemitraan berhasil menerapkan teknologi Integrated Farming System (IFS) di Desa Wisata Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) melalui kegiatan Doktor Mengabdi Kemitraan berhasil menerapkan teknologi Integrated Farming System (IFS) di Desa Wisata Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur. Kegiatan yang digelar dari Juni hingga Juli 2023 ini bertujuan mengembangkan pertanian berkelanjutan.

Tim pelaksana kegiatan dipimpin oleh Rita Parmawati (ahli bidang pertanian berkelanjutan dan sosial ekonomi pertanian) yang didukung lima mahasiswa. Selain itu, beberapa orang dosen juga ikut terlibat, seperti Indah Yanti (ahli bidang pemodelan matematika), Ayu Winna Ramadhani (ahli bidang akuakultur), dan Wuwun Risvita  (ahli bidang penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat).

Rita menyampaikan, Desa Kemiren dipilih sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan karena memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan dalam aspek pertanian berkelanjutan.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan timnya bertujuan mengembangkan Desa Kemiren, kelompok masyarakat, dan Usaha Kecil Mikro agar lebih maju dan mandiri secara ekonomi, sosial budaya, pendidikan, serta penguasaan teknologi dan IT.

"Implementasi teknologi Integrated Farming System (IFS) menjadi salah satu langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut,” kata Rita.

Menurutnya, sosialisasi teknologi IFS dilakukan pada Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan pada 18 Juni 2023 di Pendopo Desa Kemiren. FGD dihadiri oleh kepala Desa Kemiren, Kelompok Tani Muda, Penyuluh Pertanian, dan perangkat Desa Kemiren.

Rita dan tim memberikan penjelasan terkait penerapan teknologi IFS. Materi yang disampaikan mencakup pemahaman konsep pertanian terpadu terintegrasi dan cara kerja sistem otomatis terintegrasi.

Kemudian juga terkait manfaat dan keuntungan penerapannya di masa yang akan datang. Dalam implementasi IFS, tim mahasiswa dan dosen UB menjalankan rangkaian sistem terpadu yang mencakup budi daya ikan.

Kemudian juga budidaya maggot, ternak ayam, dan budi daya tanaman. Sistem otomatis terintegrasi memungkinkan pemantauan dan pengendalian yang efisien serta memaksimalkan produktivitas dalam setiap tahapan budi daya.

Ia berharap Desa Kemiren dan kelompok masyarakat di sekitarnya dapat memanfaatkan teknologi IFS untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan. Kemudian juga dapat meningkatkan kemandirian ekonomi dan memperkaya aspek sosial budaya, meningkatkan pendidikan.

Selain itu, juga dapat memperluas penguasaan teknologi maupun teknologi informasi. Di akhir kegiatan, diharapkan penerapan IFS dengan sistem otomatis terintegrasi dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi Desa Kemiren dan wilayah sekitarnya.

"Dengan demikian, langkah menuju pertanian yang berkelanjutan dan mandiri semakin terwujud di Desa Kemiren, Banyuwangi," kata dia menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement