REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada hari Asyuro, Allah ﷻ menyelamatkan Bani Israil. Asyuro merupakan hari kesepuluh pada bulan Muharram.
Dikutip dari buki Misteri Bulan ‘Asyuro Antara Mitos dan Fakta karya Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Pada bulan Muharram, tepatnya tanggal 10, Nabi Musa Alaihissallam selamat dari kejaran tentara Fir’aun.
Ibnu ‘Abbas mengisahkan, “Ketika Rasulullah ﷺ kembali ke Madinah, beliau mendapatkan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyuro’. Maka beliau bertanya kepada mereka, “Hari apa ini yang kalian sekarang sedang berpuasa?” Maka mereka menjawab, “Hari ini adalah hari yang agung di mana Allah ta’ala menyelamatkan Nabi Musa bersama kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya, maka Nabi Musa berpuasa pada hari itu untuk menyukurinya, kemudian kami mengikutinya”.
Rasulullah pun bersabda, “Kami lebih berhak dan lebih utama terhadap Musa dari pada kalian”. Kemudian beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa pula”. (HR Bukhari dan Muslim)
Kisah ini menuturkan kejadian suka-cita, bukan duka cita, apalagi kisah kesialan. Jadi, menganggap bulan Muharram sebagai bulan naas tidak ada landasan sejarah yang membenarkannya. Karena pada bulan ini justru umat mendapatkan anugerah yang sangat tinggi, wajarlah jika kemudian kaum muslimin mensyukurinya dengan berpuasa tanggal 10 Muharram.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram. (HR Muslim)