REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua ASEAN-Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Bernardino Vega, mengungkapkan para pelaku usaha negara-negara anggota ASEAN-Kanada terus melakukan terobosan untuk memperkuat kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi. Momentum kolaborasi ASEAN dan Kanada fokus pada transformasi digital dan perdagangan.
Pengusaha ASEAN membidik sejumlah sektor untuk dapat ditingkatkan kerja samanya dengan Kanada, di antaranya transformasi digital, memfasilitasi perdagangan, dan investasi. "Di bidang transformasi digital, ASEAN-BAC siap memfasilitasi investor dari Kanada dan juga negara-negara di seluruh dunia agar terhubung dengan perusahaan startup, teknologi, dan infrastruktur digital di ASEAN," kata Dino saat memimpin delegasi ASEAN-BAC pada kunjungan ke Kanada.
Dino bersama delegasi berada di Toronto dan Montreal dalam rangka roadshow kepemimpinan Indonesia pada ASEAN-BAC tahun 2023. Sebelumnya, ASEAN-BAC telah melakukan roadshow ke Malaysia, Filipina, Singapura, Myanmar, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
Di Kanada, delegasi ASEAN-BAC bertemu pejabat pemerintah dan para pelaku usaha. Ia juga secara khusus mengajak pejabat pemerintah dan para pelaku usaha menghadiri ASEAN Business Investment Summit (ABIS) 2023 dan Asean Business Awards (ABA) 2023 yang akan diselenggarakan di Jakarta, pada 3-4 September 2023.
ASEAN-BAC dalam kunjungannya di Kanada berusaha untuk memfasilitasi program pelatihan, dan inisiatif berbagi pengetahuan antar bisnis, lembaga penelitian, dan hub teknologi di negara-negara ASEAN maupun Kanada. Di Indonesia secara khusus, transformasi digital telah dilakukan oleh berbagai perusahaan ternama seperti PT Astra International Tbk, Indika Energy, Sinar Mas, Bakrie Group, East Ventures, dan Mayora Group.
“Kami siap mendidik tenaga kerja terampil di bidang teknologi digital serta mendorong inovasi lintas budaya. Diperlukan insight mengenai kerangka hukum, kepatuhan pada aturan, dan tren industri yang berlaku di setiap negara. Pelaku bisnis di ASEAN harus memiliki kemampuan untuk menavigasi kompleksitas transformasi digital secara efektif,” jelas Dino.
Saat roadshow di Kanada, delegasi ASEAN-BAC juga berusaha mendorong adanya ASEAN-Kanada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Indonesia-Canada CEPA (ICA-CEPA). "CEPA perlu untuk didorong agar aktivitas perdagangan antara ASEAN dan Kanada dan Kanada dengan Indonesia bisa terus terjalin baik dan semakin meningkat," ujar Dino.
Data dari Kementerian Perdagangan mengenai perdagangan antara Kanada dan Indonesia menunjukkan nilai perdagangan kedua negara mencapai 4,28 miliar dolar AS. Komoditas ekspor utama Kanada ke Indonesia adalah sereal dengan nilai 511,37 juta dolar AS dan untuk komoditas utama Indonesia ke Kanada adalah karet dengan nilai 195,34 juta dolar AS.
Diharapkan nantinya dengan adanya ratifikasi ICA-CEPA, kerja sama perdagangan dan investasi di bidang seperti ekonomi digital, barang yang bernilai tambah dari pertambangan, hingga sektor pendidikan dapat berjalan lebih banyak.
Sementara itu, Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid mengatakan, sebagai upaya menghadapi perlambatan ekonomi global yang kini terjadi, kawasan ASEAN terus memperkuat kerja sama di bidang perekonomian. Hal ini seiring dirampungkannya putaran kelima perundingan ASEAN-Canada Free Trade Agreement (ACAFTA) pada 2 Juni 2023.
Perundingan ini berhasil mencapai sejumlah kemajuan substantif pada pembahasan 19 isu perdagangan barang, jasa, dan investasi. “Saya optimistis perundingan ini akan rampung pada tahun ini,” ujar Arsjad.
Disebutkan, Kanada adalah mitra penting ASEAN di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi. Ia menyebutkan, Indonesia sebagai bagian dari ASEAN menjadi contoh konkret eratnya hubungan dengan Kanada.
Pada tahun 2022, Kanada tercatat sebagai investor asing peringkat ke-15 di Indonesia. Investasi Kanada di Indonesia selama kurun waktu 2018-2022 tercatat sebesar 964,5 juta dollar AS yang tersebar di 761 proyek. "Ini patut diapresiasi,” kata Arsjad.