REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Medco Energi Internasional Tbk (Medco Energi) terus berupaya memenuhi kebutuhan energi dan sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan di Asia Tenggara. Karenanya, MedcoEnergi melakukan pengembangan usaha dengan fokus terhadap tiga segmen bisnis utama Perseroan, yaitu minyak dan gas, ketenagalistrikan yang bersih dan berkelanjutan, serta pertambangan tembaga dan emas.
Manager of Capital Market MedcoEnergi Ridho Wahyudi menyatakan bahwa upaya dan komitmen Perseroan dalam membangun bisnis dengan pertumbuhan berkelanjutan, bertujuan untuk memberikan nilai dan imbal hasil jangka panjang bagi para pemegang saham. Diharapkan, hal itu juga berkontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi.
"Kami akan tetap fokus pada peningkatan ESG dengan target terukur sesuai strategi perubahan iklim kami dan memperluas portofolio energi terbarukan demi mencapai Net Zero Emissions untuk Cakupan 1 dan 2 pada 2050 dan Cakupan 3 pada 2060," katanya pada sesi presentasi kepada media dalam 'the 47th Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition 2023' di ICE BSD, Selasa (26/7/2023).
Pada bidang minyak dan gas, Medco melanjutkan proyek-proyek utama, yaitu lapangan Forel dan Bronang di PSC South Natuna Sea Block B, lapangan Suban di PSC Corridor dan pengembangan fase 2 PSC Senoro-Toili. Pengembangan-pengembangan baru tersebut juga didukung dengan perpanjangan kontrak jual beli gas di Blok Natuna dan Blok Corridor yang memperpanjang umur cadangan (reserve life) dan keberlanjutan dari blok-blok tersebut.
Sementara di ketenagalistrikan, melalui anak usahanya PT Medco Power Indonesia, Perseroan berkomitmen menyediakan energi bersih dan terbarukan dengan mengembangkan pembangkit listrik tenaga gas, geothermal, surya dan mini hidro. Setelah merampungkan proyek PLTGU Riau 275 MW dan PLTS Sumbawa 26MWp pada tahun 2022, Perseroan melanjutkan pengembangan proyek geothermal 34 MW fase 1 di Blawan-Ijen, Jawa Timur dan pengembangan PLTS 2x25 MWp di Bali sehingga ditargetkan kapasitas terpasang dari energi terbarukan mencapai 26 persen pada 2025 dan 30 pada 2030.
Di bidang pertambangan tembaga dan emas, melalui Amman Mineral Nusa Tenggara, Perseroan juga berkomitmen untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dengan mengonversi energi dari pembangkit listrik tenaga batubara 112 MW dan diesel 45 MW menjadi PLTGU berkapasitas 450 MW dengan terminal penyimpanan dan regasifikasi LNG di Teluk Benete. Kapasitas sebesar itu didukung PLTS Sumbawa 26 MWp akan dipakai untuk mendukung kegiatan pertambangan yang nantinya akan meningkat dengan dioperasikannya smelter dan perluasan pabrik konsentrator.