REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto memastikan pemerintah turut mengawasi masalah tabungan siswa di sekolah yang tak bisa cair. Sebelumnya banyak orang tua yang mengikuti aksi menuntut pencairan uang tabungan siswa di SDN 3 Pakemitan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Selain di SDN 3 Pakemitan, dikabarkan persoalan serupa di SDN 1 Pakemitan. Orang tua siswa menduga uang tabungan siswa dibawa mantan kepala sekolah.
Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto mengaku telah mendapatkan laporan masalah tabungan siswa yang tak bisa dicairkan itu. Dinas terkait sudah diminta turun melakukan penanganan dan pengawasan.
“Laporan yang baru saya dapatkan bahwa itu sudah ditangani, sudah diawasi. Sampai hari ini, upaya untuk meluruskan permasalahan dilakukan oleh Pak Kadis (kepala dinas) dan seluruh jajaran,” kata Bupati, Rabu (26/7/2023).
Menurut Bupati, pemerintah akan mengawasi agar pencairan atau pengembalian uang tabungan siswa dapat dilakukan. Ia berharap proses yang sedang ditempuh dapat berjalan dengan baik, sebagaimana yang diharapkan.
Koordinator orang tua siswa SDN 3 Pakemitan, Dodi Kurniadi, menjelaskan, ada sekitar 300 siswa yang menabung di sekolah. Adapun total tabungan siswa yang belum bisa dicairkan disebut mencapai sekitar Rp 433 juta.
“Tabungan per siswa variatif. Ada yang di bawah satu juta hingga belasan juta rupiah,” kata dia, saat dikonfirmasi Republika, Selasa (25/7/2023).
Menurut Dodi, uang tabungan siswa itu diduga dibawa oleh mantan kepala sekolah. Ia menyebut oknum yang sama diduga melakukan hal yang sama di SDN 1 Pakemitan. “Di sana (SDN 1 Pakemitan) itu sekitar Rp 300-an juta lebih. Di sini Rp 400-an juta lebih. Total di dua sekolah sekitar Rp 800 juta,” katanya.