REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Indonesia Power (PLN IP) kembali menginisiasi proyek pembangkit bersih lewat proyek Hydronesia dengan target kapasitas pembangkitan lebih dari 1.100 megawatt. Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menjelaskan, proyek Hydronesia ini merupakan proses pencarian co-developer yang akan bekerja sama dengan pihaknya dalam menciptakan proyek-proyek PLTA yang siap eksekusi.
“Proyek ini kita siapkan khusus untuk mencari co-developer yang memenuhi kualifikasi di mana ke depannya akan bekerja sama bersama kami dalam menciptakan proyek-proyek PLTA yang siap eksekusi,” ujar Edwin dalam keterangan resminya, Rabu (26/7/2023).
Lebih lanjut, Edwin menyampaikan, proyek-proyek yang disiapkan PLN IP ini merupakan wujud komitmen korporasi dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia dengan melibatkan berbagai mitra strategis baik dari dalam maupun luar negeri untuk mencari kualitas terbaik.
“Ini merupakan komitmen kami yang sejalan dengan agenda pemerintah untuk mempercepat transisi energi, tentunya kami jalankan dengan maksimal serta mengedepankan kualitas,” katanya.
Sebagai informasi, sesuai RUPTL 2021-2030, PLN Indonesia Power akan mengembangkan pembangkit energi hijau sebesar tujuh gigawatt (GW) yang tersebar di 108 lokasi di seluruh Indonesia. Adapun, Proyek Hydronesia disiapkan untuk mencari co-developer untuk PLTA di lima lokasi dengan total kapasitas 1.178,5 MW.
Di samping merupakan upaya untuk mencapai bauran EBT 23 persen, ia menjelaskan, hal tersebut merupakan bentuk komitmen dan implementasi PLN melalui Subholding PLN Indonesia Power dalam aspek environmental, social, and governance (ESG).