REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- Pemerintah Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melestarikan tanaman mangrove di daerah itu guna mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan (sustainabilty tourism).
"Pelestarian tanaman mangrove bertujuan untuk membangun pariwisata yang berkelanjutan sehingga mempunyai kelas yang lebih tinggi," kata Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie di Tanjung Pandan, Rabu (26/7/2023).
Hal ini disampaikan Wakil Bupati Belitung dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia pada 26 Juli. Ia mengatakan, dalam upaya pelestarian mangrove tersebut Belitung mendapatkan dukungan dari Uni Emirates Arab (UEA).
Menurut dia, delegasi UEA beberapa waktu lalu telah mengunjungi Belitung guna meninjau lokasi pembangunan Internasional Mangrove Research Centre (IMRC) atau pusat penelitian mangrove dunia.
"Mereka datang untuk melihat apa yang bisa kami bantu dalam mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan," ujarnya.
Para delegasi juga diajak untuk melihat pembibitan mangrove yang dilakukan oleh kelompok Hutan Kemasyarakatan (Hkm) Seberang Bersatu. "Kemudian mereka juga melihat dampak kerusakan mangrove ketika pantai mengalami erosi dan abrasi terkena angin barat sehingga membuat mereka bergerak dan membantu Belitung agar ada hal yang bisa diwariskan bagi Belitung untuk masa depannya," katanya.
Ia menambahkan, pariwisata Belitung merupakan hasil transformasi dari kondisi tambang menuju pariwisata. Dengan demikian, upaya pelestarian mangrove sejalan dalam mewujudkan pariwisata Belitung yang berkelanjutan.
"Belitung pariwisatanya adalah hasil transformasi dari kerusakan lingkungan menjadi sesuatu hal yang harus dijaga ke depan," ujarnya.
Ia berharap, dengan adanya dukungan dari UEA Belitung dapat membangun suatu kawasan eco tourism (pariwisata berbasis lingkungan).