REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah seperempat abad berlalu, Paian Siahaan masih berjuang mendapatkan keadilan karena anaknya, Ucok Mundandar Siahaan, hilang diculik pada Mei 1998. Di tengah perjuangannya itu, Paian dikejutkan dengan pernyataan mantan aktivis reformasi, Budiman Sudjatmiko, ketika berkunjung ke kediaman mantan danjen Kopassus Prabowo Subianto.
Menurut Paian, Budiman ketika bertemu Prabowo telah menyatakan kasus pelanggaran HAM berat penculikan aktivis 1998 sudah selesai. Menurutnya, Budiman berbicara tanpa dasar hanya karena ingin mendapatkan keuntungan politik.
"Dasarnya apa Budiman menyatakan bahwa kasus pelanggaran HAM berat itu sudah selesai. Kami kan masih ada, masih berjuang. Jadi kami mohon agar pernyataan ini dapat disebarluaskan oleh media. Jangan sampai tertutup oleh omongan yang memang dia mencari sesuatu dari kasus politik yang sekarang," kata Paian dalam acara diskusi yang digelar Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) di Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Paian mengatakan, pernyataan Budiman itu membuat dia dan orang tua lainya yang anaknya hilang diculik merasa sakit hati. Paian merasa, perjuangan menuntut keadilan telah dikorbankan oleh Budiman demi keuntungan politik tertentu.
"Ini sangat menyakitkan buat kami yang sudah berjuang 25 tahun. Hanya karena berharap jabatan, berharap sesuatu dari kondisi ini, bisa menyepelekan, menyayat, mengiris hati kami yang sudah berjuang 25 tahun," kata Paian.
Sosok Ucok Mundandar
Sebagai catatan, Ucok Mundandar Siahaan merupakan mahasiswa STIE Perbanas yang hilang diculik saat kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta. Keberadaan Ucok belum diketahui sampai sekarang, entah masih hidup atau sudah meninggal sehingga masih jadi tanda tanya bagi pihak keluarga.