Rabu 26 Jul 2023 22:44 WIB

Selama 2023 Ada 1.795 Kasus Gigitan Rabies di Riau

Sebanyak 1.444 kasus sudah ditindaklanjuti dengan vaksin antirabies (VAR) 1.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Erdy Nasrul
Warga mengeluarkan kucingnya dari dalam kandang untuk disuntikan vaksin rabies di Kantor Kelurahan Manggarai Selatan, Jakarta Selatan, Senin (10/7/2023). Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat terdapat 1.733 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) pada Juni 2023, yang meningkat sebanyak 206 kasus dari total 1.527 kasus pada Mei 2023. Namun DKI Jakarta masih tetap berstatus bebas rabies.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga mengeluarkan kucingnya dari dalam kandang untuk disuntikan vaksin rabies di Kantor Kelurahan Manggarai Selatan, Jakarta Selatan, Senin (10/7/2023). Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat terdapat 1.733 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) pada Juni 2023, yang meningkat sebanyak 206 kasus dari total 1.527 kasus pada Mei 2023. Namun DKI Jakarta masih tetap berstatus bebas rabies.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Humas Dinas Kesehatan Riau, Rozita, mengatakan, pihaknya mencatat ada 1.795 kasus gigitan hewan penular rabies pada paruh pertama 2023. Dari angka itu tertinggi ada di Kabupaten Siak dengan 254 kasus.

"Kalau data kasus gigitan hewan penularan rabies sejak Januari-Juni ada 1.795 kasus. Tertinggi ada di Siak," kata Rozita, Rabu (26/7/2023).

Baca Juga

Rozita menyebut Dinkes Riau telah mendeteksi kasus gigitan hewan bervirus rabies di seluruh daerah tingkat kabupaten kota di Riau. Bahkan ada data khusus yang masuk di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

"Ada data masuk juga di RSUD sebanyak 179 kasus. Terendah di Meranti 29 kasus," ucap Rozita.

Sementara dari jumlah kasus itu, tercatat ada 1.444 kasus sudah ditindaklanjuti dengan vaksin antirabies (VAR) 1. Vaksin itu selalu tersedia di Dinas Kesehatan di masing-masing daerah di Riau.

Sementara itu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau mencatat ada lima warga Indragiri Hilir (Inhil) digigit anjing rabies. Satu di antaranya pria berinisial SF (28) warga Desa Kempas Jaya meninggal dunia karena tak melapor.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau, Faralinda, mengatakan, korban sempat dilarikan ke RSUD Puri Husada Tembilahan. Namun, nyawa SF tidak terselamatkan karena ia terlambat melaporkan telah digigit hewan terjangkit rabies.

"Korban ini digigit pada Februari lalu, tapi meninggal baru minggu lalu. Ini kan cukup lama, dianggap biasa saja, tetapi akhirnya berdampak buruk. Empat bulan setelah digigit," kata Faralinda. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement