REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran berterima kasih kepada Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), karena telah setuju mengadakan pertemuan darurat menteri luar negeri badan antarpemerintah, atas penodaan Alquran baru-baru ini.
Dalam sebuah cuitannya, Selasa (25/7/2023), Hossein Amir-Abdollahian mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha dan menteri luar negeri dari negara-negara Muslim lainnya. Mereka disebut telah mengakomodasi proposal sebelumnya, yang diajukan oleh Republik Islam dan Irak untuk pertemuan luar biasa tersebut.
"Tujuan bersama kami adalah untuk memungkinkan tindakan yang efektif dan mencegah pengulangan penghinaan terhadap Alquran dan kitab suci lainnya," tulisnya di akun Twitter, dikutip di Mehr News, Kamis (27/7/2023).
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kan'ani mengumumkan bahwa pertemuan itu akan diadakan pada 31 Juli nanti.
Perkembangan itu terjadi setelah seorang pengungsi Irak yang berbasis di Swedia, yang diidentifikasi sebagai Salwan Momika, menodai kitab suci umat Islam. Pelaku dilaporkan melakukan tindakan tidak terpuji pertama di depan masjid terbesar Stockholm pada akhir Juni.
Tidak berhenti di situ, aksi yang sama juga berlangsung untuk kedua kalinya di luar Kedutaan Besar Irak di kota yang sama pada Kamis lalu. Hal ini terjadi di tengah perlindungan ketat yang diberikan oleh polisi Swedia.
Anggota kelompok Islamofobia Denmark yang disebut sebagai Danske Patrioter, melakukan aksi penodaan Alquran, Jumat minggu lalu. Aksi mereka berlangsung di depan Kedutaan Besar Irak di ibu kota Denmark, Kopenhagen.
Juga pada Selasa kemarin, kelompok kecil sayap kanan membakar salinan Alquran di depan Kedutaan Besar Mesir dan Turki di ibu kota Denmark. Ini merupakan tindakan penghujatan lainnya terhadap kitab suci umat Islam.
Tindakan-tindakan penistaan tersebut telah membuka pintu air protes di seluruh dunia Muslim, termasuk di Iran. Semua negara Muslim mengeluarkan kecaman keras atas kata-kata kotor dan tercela yang disampaikan, serta tindakan penodaan Alquran itu.