REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,25-5,5 persen dalam pertemuan pada Rabu (26/7/2023) waktu setempat. Pasar merespons beragam terkait keputusan tersebut.
Harga minyak dunia pada pagi ini juga mengalami kenaikan. Dilansir dari data Bloomberg, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) dibanderol 79,68 dolar AS per barel, naik 1,14 persen dibandingkan penutupan penjualan minyak mentah pada Rabu (26/7/2023) malam. Sedangkan untuk Brent dibanderol 83,79 dolar AS per barel atau naik 1,05 persen.
Dilansir dari Reuters, kenaikan harga minyak dunia di tengah pelemahan yang terjadi selama sepekan sebelumnya murni karena merespons kenaikan suku bunga acuan. Apalagi, The Fed mengatakan masih akan melakukan kenaikan suku bunga acuan lagi pada September.
Analis Commonwealth Bank mencatat bahwa kenaikan harga minyak akan berlangsung selama kuartal empat tahun ini. Hal ini dikarenakan keputusan para negara OPEC+ memangkas produksi disusul reaksi bank central berbagai negara yang akan menyusul The Fed menaikan suku bunga acuan.
""Kami memperkirakan kenaikan harga minyak dunia pada kuartal empat tahun ini. Di tengah situasi pengurangan produksi dari negara OPEC+ dan juga respon global atas kenaikan suku bunga," tulisnya dalam sebuah laporan, Kamis (27/7/2023).