Jumat 28 Jul 2023 05:21 WIB

Darus Islam Ternyata Sudah Menjadi Narasi yang Sangat Kuat Berkat Pengalaman dan Sejarah

Darus Islamsudah menjadi na pengalaman individu dengan konteks sejarah yang luas

Panglima Besar Jenderal Soedirman melantik Dewan Kelaskaran Pusat dan Seberang di Yogyakarta. Panglima Besar Jenderal Sudirman yang menyuruh SM Kartosoewirjo berjuang melawan Belanda di Jawa Barat. Lihat lambang bulan bintang tertempel di dinding tembok tempat Sudirman berpidato.
Foto: AL Chaidar
Panglima Besar Jenderal Soedirman melantik Dewan Kelaskaran Pusat dan Seberang di Yogyakarta. Panglima Besar Jenderal Sudirman yang menyuruh SM Kartosoewirjo berjuang melawan Belanda di Jawa Barat. Lihat lambang bulan bintang tertempel di dinding tembok tempat Sudirman berpidato.

Oleh: Dr Al Chaidar Abdurrahman Puteh, Pakar Antropologi dan Pengamat Terorisme.

Etnografi tentang Darul Islam ini adalah etnografi tentang bagaimana gerakan ini dipersepsikan sebagai gerakan mesianik radikal yang menganjurkan terorisme. Terorisme dalam kajian antropologi adalah suatu bentuk perilaku yang dilakukan oleh seorang warga negara ataupun organisasi untuk menghancurkan keamanan negara ataupun kepentingan umum.

Baca Juga

Bentuk terorisme dalam kajian antropologi biasanya terjadi melalui pemberontakan, penyerangan, ataupun melawan keamanan negara secara langsung.[1] Sherry Ortner memperkenalkan istilah "antropologi gelap" untuk "antropologi yang menekankan dimensi pengalaman manusia yang keras dan brutal, serta kondisi struktural dan historis yang menghasilkannya."[2]

Milenarianisme adalah suatu keyakinan oleh suatu kelompok atau gerakan keagamaan, sosial, atau politik tentang suatu transformasi besar dalam masyarakat dan setelah itu segala sesuatu akan berubah ke arah yang positif atau kadang-kadang negatif atau tidak jelas.  Milenarianisme berbeda dengan milenialisme, mesianisme dan mahdiisme dalam beberapa hal.

Milenialisme adalah suatu bentuk milenarianisme spesifik berdasarkan suatu siklus seribu tahunan, dan ini khususnya sangat penting di lingkungan Kekristenan. Milenialisme mengacu pada suatu periode seribu tahun di mana Kristus akan memerintah di bumi sebelum penghakiman akhir. Milenialisme dapat dibagi menjadi tiga jenis: premilenialisme, postmilenialisme dan amilenialisme.

Mesianisme adalah suatu keyakinan tentang kedatangan seorang tokoh penyelamat atau pembebas yang akan membawa perubahan radikal dalam dunia. Mesianisme dapat ditemukan dalam berbagai agama dan tradisi, seperti Yahudi, Kristen, Islam, Hindu, Buddha dan lain-lain. Mesianisme biasanya berkaitan dengan suatu harapan eskatologis tentang akhir zaman atau zaman baru.

Mahdiisme adalah suatu bentuk mesianisme Islam yang menantikan kemunculan Imam Mahdi, seorang keturunan Nabi Muhammad yang akan mengisi bumi dengan keadilan dan kedamaian. Mahdiisme terutama dianut oleh Syiah Dua Belas Imam, tetapi juga ada dalam beberapa aliran Sunni. Mahdiisme berbeda dengan milenarianisme karena tidak menetapkan waktu pasti untuk kedatangan Mahdi, tetapi hanya menunjukkan tanda-tanda yang akan mendahuluinya.

Secara konseptual, milenarianisme adalah suatu keyakinan umum tentang transformasi sosial yang besar, sedangkan milenialisme, mesianisme dan mahdiisme adalah bentuk-bentuk spesifik dari keyakinan tersebut yang berkaitan dengan agama tertentu atau tradisi.

Baca tulisan selengkapnya di halaman berikutnya.. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement