Jumat 28 Jul 2023 09:17 WIB

Putin: 70 Persen Biji-bijian Diekspor ke Negara Berpenghasilan Tinggi

70 persen dari komoditas biji-bijian Ukraina, dikirim ke negara berpenghasilan tinggi

Rep: Rizky Jaramaya / Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Lebih dari 70 persen dari komoditas biji-bijian Ukraina, termasuk gandum,  dikirim ke negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas.
Foto: AP
Lebih dari 70 persen dari komoditas biji-bijian Ukraina, termasuk gandum, dikirim ke negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia, Vladimir Putin menjelaskan tentang penerapan kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI). Dia mengungkapkan, sejak perjanjian itu disepakati Rusia dan Ukraina pada Juli 2022, sebanyak 32,8 juta ton kargo diekspor dari Ukraina. Namun Putin menyoroti fakta bahwa lebih dari 70 persen dari komoditas biji-bijian Ukraina, termasuk gandum,  dikirim ke negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas.

Putin menambahkan, pangsa negara-negara seperti Ethiopia, Sudan, dan Somalia hanya menyumbang kurang dari tiga persen dari total komoditas biji-bijian yang sudah dikirim dari Ukraina. Artinya kurang dari 1 juta ton biji-bijian yang sampai ke negara-negara Afrika terkait.

Baca Juga

Putin merasa bahwa hal itu telah mengingkari tujuan dari disepakatinya BSGI, yakni memastikan ketahanan pangan global dan membantu negara-negara termiskin, termasuk di Afrika.

"Tidak satu pun dari ketentuan kesepakatan mengenai penarikan sanksi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia ke pasar dunia terpenuhi. Tidak ada. Hambatan juga muncul untuk transfer pupuk mineral gratis oleh kami ke negara-negara termiskin yang membutuhkan," ujar Putin pada Kamis (27/7/2023)

Putin mengatakan, ada sebuah gambaran paradoks yang muncul yaitu negara-negara Barat menghalangi pasokan biji-bijian dan pupuk Rusia. Sementara, Barat secara munafik menuduh Moskow tentang situasi krisis saat ini di pasar pangan dunia.

"Pendekatan ini sangat jelas dalam penerapan kesepakatan biji-bijian, yang diakhiri dengan partisipasi Sekretariat PBB dan pada awalnya ditujukan untuk memastikan ketahanan pangan global, mengurangi ancaman kelaparan, dan membantu negara-negara termiskin, termasuk di Afrika," kata Putin.

Oleh karena itu, Rusia memutuskan untuk tidak memperpanjang kesepakatan koridor gandum Laut Hitam. Putin pun menegaskan tetap mengatur dan memberikan pasokan biji-bijian ke negara yang membutuhkan terutama di Benua Afrika. Moskow akan menyediakan biji-bijian gratis ke enam negara Afrika dalam tiga hingga empat bulan ke depan.

“Kami akan siap dalam tiga hingga empat bulan ke depan untuk menyediakan 25.000-50.000 ton biji-bijian gratis ke Burkina Faso, Zimbabwe, Mali, Somalia, Republik Afrika Tengah dan Eritrea," ujar Putin, dilaporkan Anadolu Agency.

Sebelumnya, Rusia telah menolak memperpanjang masa aktif BSGI yang berakhir pada 18 Juli 2023 lalu. Alasan utama Rusia menolak memperpanjang BSGI adalah karena ia merasa ketentuan terkait kepentingan Rusia dalam kesepakatan itu tidak dilaksanakan. Tuntutan terkait penyambungan kembali Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) ke sistem pembayaran SWIFT, misalnya, belum direalisasikan. Sanksi Barat yang menyebabkan komoditas pertanian dan pupuk Rusia tak bisa memasuki pasar global juga tak kunjung dicabut.

Alasan lain mengapa Rusia enggan memperpanjang BSGI adalah karena ia merasa kesepakatan tersebut sudah melenceng dari tujuan awal, yakni untuk memperlancar pengiriman komoditas pangan ke negara-negara membutuhkan. Namun Moskow menilai Ukraina secara terang-terangan “mengkomersialkan” BSGI dan mengirim produk pertaniannya ke negara-negara maju, terutama Eropa.

Masa aktif BSGI telah diperpanjang tiga kali, yakni pada November 2022, serta Maret dan Mei 2023.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement