REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin ingin mempererat kerja sama lintas sektor dengan negara-negara Afrika. Sejak perang di Ukraina pecah pada Februari 2022, Barat diketahui berusaha “mengisolasi” Rusia, terutama di bidang ekonomi. Moskow harus berpaling dari Barat dan mencari mitra-mitra alternatif. Afrika menjadi salah satu kawasan yang dituju.
Para pemimpin Afrika datang ke St.Petersburg pada Kamis (27/7/2023), untuk berpartisipasi dalam KTT Rusia-Afrika. Putin menyambut mereka dengan hangat. Dalam perhelatannya, Putin menyampaikan keinginan Rusia mempererat kerja sama dengan Afrika. “Tentu saja, kami siap untuk membangun dan mengembangkan kerja sama secara efektif dengan organisasi regional Afrika lainnya yang diwakili pada pertemuan kita,” ucapnya, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Speaking at a summit in St. Petersburg, Russian President Vladimir Putin told African leaders he would gift them tens of thousands of tons of grain within months despite Western sanctions https://t.co/Oc7xnF3zEA pic.twitter.com/5jcRmC4zZS
— Reuters (@Reuters) July 28, 2023
Salah satu bidang yang ingin diperdalam oleh Putin adalah kerja sama industri. Menurut dia, produk industri Rusia, termasuk mobil dan peralatan konstruksi, dikenal luas serta banyak diminati di Afrika. "Lebih dari 50 persen pasokan Rusia ke Afrika adalah mesin, peralatan, produk kimia, dan makanan," kata Putin.
Putin mengungkapkan, lebih dari 30 proyek energi potensial dengan partisipasi Rusia di 16 negara Afrika juga sedang dalam berbagai tahap pengembangan. Total kapasitas proyek energi yang saat ini sedang dikembangkan adalah sekitar 3,7 GW. Selain itu perusahaan nuklir Rusia, Rosatom, juga tengah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir El Dubaa di Mesir. "Perusahaan negara (Rosatom) dapat memberi negara-negara Afrika keahlian unik dan teknologi unik global di bidang penggunaan atom damai non-energi, misalnya, dalam kedokteran dan pertanian," ucapnya.
Putin menambahkan, ekspor minyak mentah, produk minyak, dan gas alam cair Rusia ke Afrika naik 2,6 kali lipat selama dua tahun terakhir. Untuk memperlancar arus perdagangan antara Rusia dan Afrika, Putin mengungkapkan Koridor Transportasi Utara-Selatan Internasional akan memungkinkan pengiriman barang-barang Rusia ke Afrika secara efisien. "Secara alami, koridor ini juga dapat digunakan ke arah yang berlawanan - untuk memasok barang-barang Afrika ke pasar Rusia,” ujarnya.
Selain itu, dalam waktu dekat, Rusia berharap dapat meluncurkan zona industri Rusia di wilayah Terusan Suez, Mesir. Pembangunan fasilitas produksi pertama akan dimulai di sana paling cepat tahun ini. Pada masa mendatang, barang-barang yang diproduksi di sana akan diekspor ke seluruh Afrika.
Putin mengungkapkan Rusia juga siap bekerja sama dengan Afrika dalam mengembangkan infrastruktur keuangan guna menghubungkan lembaga-lembaga perbankan ke sistem pengiriman pesan keuangan yang telah dibuat di Rusia. Hal itu nantinya mengizinkan pembayaran lintas batas secara independen dari sistem Barat yang ada saat ini dan memberlakukan pembatasan.
"Untuk perluasan lebih lanjut dari seluruh rangkaian hubungan perdagangan dan ekonomi, penting untuk lebih giat mengalihkan penyelesaian keuangan pada transaksi perdagangan ke mata uang nasional, termasuk rubel,” kata Putin.
Dalam KTT, Putin mengatakan akan mengirimkan hingga 50 ribu metrik ton komoditas biji-bijian gratis untuk enam negara Afrika paling membutuhkan. Janji tersebut sudah disampaikan Putin ketika Rusia memutuskan keluar atau tak lagi memperpanjang masa aktif kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI).
“Saya telah mengatakan bahwa negara kami dapat menggantikan biji-bijian Ukraina, baik secara komersial maupun sebagai bantuan hibah, untuk negara-negara Afrika yang paling membutuhkan. Terlebih lagi karena kami mengharapkan rekor panen lainnya tahun ini,” ucapnya.
Putin pun menyebutkan negara-negara Afrika yang kemungkinan akan menerima komoditas biji-bijian Rusia secara gratis. “Dalam tiga hingga empat bulan ke depan, kami akan siap mengirim 25 hingga 50 ribu metrik ton biji-bijian secara gratis ke masing-masing Burkina Faso, Zimbabwe, Mali, Somalia, Republik Afrika Tengah, dan Eritrea. Kami juga akan memberikan pengiriman gratis produk ini kepada konsumen,” katanya.
Pada kesempatan itu, Putin turut menjelaskan tentang penerapan BSGI. Dia mengungkapkan, sejak perjanjian itu disepakati Rusia dan Ukraina pada Juli 2022, sebanyak 32,8 juta ton kargo diekspor dari Ukraina. Namun Putin menyoroti fakta bahwa lebih dari 70 persen dari komoditas biji-bijian Ukraina, termasuk gandum, dikirim ke negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas.
Putin menambahkan, pangsa negara-negara seperti Ethiopia, Sudan, dan Somalia hanya menyumbang kurang dari tiga persen dari total komoditas biji-bijian yang sudah dikirim dari Ukraina. Artinya kurang dari 1 juta ton biji-bijian yang sampai ke negara-negara Afrika terkait. Putin merasa bahwa hal itu telah mengingkari tujuan dari disepakatinya BSGI, yakni memastikan ketahanan pangan global dan membantu negara-negara termiskin, termasuk di Afrika.
Rusia telah menolak memperpanjang masa aktif BSGI....