REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Hingga saat ini, delapan penambang masih terjebak di dalam lubang galian tambang emas yang berlokasi Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah. Upaya evakuasi terus dilakukan oleh unsur search and rescue.
Saat menggelar konferensi pers di Markas Polresta Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kepala Polresta Banyumas Komisaris Besar Polisi Edy Suranta Sitepu mengatakan pihaknya dibantu Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jateng melakukan serangkaian penyelidikan terhadap peristiwa yang terjadi di area tambang emas itu.
Terkait dengan kronologi kejadian, kapolresta mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa (25/7/2023) pukul 22.00 WIB, dan pihaknya menerima laporan kejadian tersebut pada Rabu (26/7/2023) pukul 07.00 WIB.
Atas dasar laporan tersebut, kata dia, pihaknya mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengecek secara langsung lokasi yang terdapat delapan penambang terjebak di dalam sumur tambang. "Setelah di TKP, kami melihat memang benar sumur tersebut telah dipenuhi air," jelasnya, Jumat (28/7/2023).
Ia mengatakan berdasarkan informasi dari salah seorang pekerja yang turut bekerja pada Selasa (25/7) malam diketahui bahwa ada delapan penambang yang terjebak di dalam sumur tambang.
Menurut dia, pihaknya langsung melakukan langkah-langkah evakuasi dengan menghubungi potensi-potensi search and rescue (SAR), di antaranya BPBD, Basarnas, Tim SAR Brimob, dan Tim SAR Pangkalan TNI Angkatan Laut Cilacap.
"Semuanya bekerja untuk melaksanakan evakuasi dan saat ini sedang berlangsung proses evakuasi di lokasi tersebut," ungkap dia.
Lebih lanjut, kapolresta mengatakan lokasi tambang terletak di area persawahan Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas. Setelah proses evakuasi berjalan, pihaknya melakukan langkah-langkah penyelidikan dan penyidikan dengan memeriksa 23 saksi.
Dari hasil pemeriksaan terhadap 23 saksi, lanjut dia, diketahui bahwa di lokasi tersebut ada dua sumur tambang, yakni Sumur I dan Sumur II. "Sumur II ini TKP di mana delapan pekerja terjebak," jelasnya.
Ia mengatakan sebelum kejadian diketahui pekerja di Sumur I sedang melakukan proses penambangan atau penggalian dan menemukan air, sehingga para pekerjanya naik ke atas untuk mengambil peralatan guna melakukan upaya-upaya penambalan.
Saat akan melakukan upaya penambalan, kata dia, para pekerja turun kembali ke dalam sumur namun ternyata airnya cukup deras, sehingga pekerja naik kembali ke atas dan melaporkan ke operator untuk menghubungi pekerja yang berada di Sumur II.
Oleh karena airnya cukup deras, lanjut dia, pekerja yang berada di Sumur II tidak bisa naik ke atas sehingga terjebak di dalamnya. "Itu berdasarkan keterangan saksi yang kami periksa," kata kapolresta.