Jumat 28 Jul 2023 21:54 WIB

Sinead O'Connor Batalkan Penampilannya di Yerusalem Setelah Dapat Ancaman Pembunuhan

Front Ideologis Zionis mengeklaim bertanggung jawab atas ancaman pembunuhan itu.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Sinead O Connor. Dia pernah batal manggung di Yerusalem setelah adanya ancaman pembunuhan dari yang mengakui sebagai Front Ideologi Zionis.
Foto: MTI
Sinead O Connor. Dia pernah batal manggung di Yerusalem setelah adanya ancaman pembunuhan dari yang mengakui sebagai Front Ideologi Zionis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi berkebangsaan Irlandia, Sinead O'Connor, pernah diundang bernyanyi di Yerusalem pada 1997. Namun hal itu dibatalkan, diduga atas perintah Itamar Ben Gvir yang kini menjabat Menteri Keamanan Israel. 

“Tuhan tidak menghadiahi mereka yang membawa teror kepada anak-anak dunia,” kata Sinead O'Connor menulis dalam sebuah pernyataan, yang ditujukan kepada Itamar Ben Gvir.

Baca Juga

Festival itu bertujuan untuk mempromosikan perdamaian di kota tersebut, tetapi ia batal tampil setelah menerima ancaman pembunuhan. Dalam sebuah wawancara radio setelah pembatalan, Ben Gvir yang saat itu berusia 21 tahun dan bagian dari kelompok yang menamakan dirinya Front Ideologi Zionis mengeklaim bahwa organisasinya bertanggung jawab atas pembatalan tersebut.

Ben Gvir, yang kini menjadi Menteri Keamanan Israel, tak memungkiri ada anggota organisasinya yang bertanggung jawab atas ancaman tersebut. “Seorang penyanyi yang berkhotbah dan menyerukan untuk membagi Yerusalem, serta menyebarkan budaya non-Yahudi tidak memiliki tempat di Israel,” kata Gvir saat itu.

Mantan perdana menteri Ehud Olmert, yang saat itu menjabat wali kota Yerusalem juga menentang pertunjukan O'Connor. Dia mengatakan, itu dimaksudkan sebagai provokasi untuk menyebarkan propaganda anti-Israel.

Surat Sinead O'Connor diterbitkan secara terbuka di The Associated Press, Reuters, dan The Jerusalem Post, sebagai tanggapan atas wawancara Ben Gvir. Dalam suratnya, O'Connor bertanya kepada Ben Gvir, "Bagaimana bisa ada kedamaian di mana pun di bumi jika tidak ada kedamaian di Yerusalem?"

Dia mengakhiri surat itu dengan memperingatkan Ben Gvir. “Tuhan tidak menghargai mereka yang membawa teror kepada anak-anak dunia. Jadi kalian tidak akan berhasil selain kegagalan jiwa,” kata O'Connor mengakhiri surat itu.

O'Connor dikabarkan meninggal di usia 56 tahun pada Rabu (26/7/2023). Putranya bernama Shane telah meninggal dunia karena bunuh diri pada tahun lalu.

Penyanyi-penulis lagu asal Irlandia ini menjadi populer di usia pertengahan 20-an, dan dikenal karena perjuangan pribadi, tindakan provokatifnya, serta musik yang garang dan ekspresif.  Sebelum tuduhan pelecehan seksual di lingkungan gereja Katolik dilaporkan secara luas, O'Connor telah lebih dulu menjadi berita utama pada Oktober 1992 ketika dia merobek foto Paus Yohanes Paulus II saat tampil di "Saturday Night Live" NBC.

Pada 1995, dia dilaporkan menyerang dua fotografer Gereja Makam Suci di Yerusalem. Dia mengumumkan telah masuk Islam pada 2018 dan mengubah namanya menjadi Shuhada 'Davitt, kemudian berubah lagi menjadi Shuhada Sadaqat, meskipun dia terus menggunakan Sinead O'Connor secara profesional. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement