REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten dalam menghadapi fenomena El Nino di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten, telah memetakan daerah-daerah rawan kekeringan dan juga kekurangan air bersih. Pemetaan dilakukan di sembilan kecamatan.
"Daerah tersebut berdasarkan pemetaan di sembilan kecamatan dari 29 kecamatan yang berdampak fenomena El Nino. Ini mengingat daerah tersebut merupakan daerah pertanian," kata Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat kepada Republika, Jumat (28/7/2023).
Menurut Ujat, BPBD Kabupaten Tangerang dalam menghadapi fenomena El Nino maka yang dilakukan salah satunya adalah bekerja sama dengan perusahaan daerah air minum (PDAM) untuk menyuplai air bersih jika dibutuhkan saat terjadi kekeringan. Ia menjelaskan, El Nino adalah fenomena alam yang dapat memiliki dampak signifikan terhadap sektor pertanian.
"Dalam sektor pertanian, El Nino dapat menjadi tantangan besar karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi pertanian dan kesejahteraan petani," ujarnya.
Ia menambahkan, ada beberapa langkah yang dilakukan untuk antisipasi El Nino. Pertama, pola tanam dengan menyiapkan benih padi toleran kekeringan untuk 1.000 hektare yang dialokasikan untuk kecamatan Sindangjaya, Jambe, Kronjo, Kresek, Jayanti, Gunungkaler, Mekarbaru, Mauk, dan Kemiri. Kedua, menyiapkan pompanisasi untuk percepatan pengolahan lahan khusus untuk kecamatan yang memiliki lahan sawah/pertanian.