REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak warga Desa Muncar, Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung, berdiskusi. Desa Muncar yang mayoritas penduduknya petani kopi, didorong Ganjar untuk mengembangkan hasil pertaniannya menjadi produk kopi yang mampu diekspor ke luar negeri. Itu karena, kopi Muncar adalah salah satu kopi terbaik dari Temanggung dan sering menjadi juara lomba kopi tingkat nasional.
"Temanggung ini ada dua komoditas yang bagus, satu tembakau, kedua kopi. Hari ini kita bicara kopi di Temanggung. Kopinya ini sering dilombakan, bahkan banyak yang juara," ujar Ganjar usai dialog dengan warga, seperti dilansir pada Jumat (28/7/2023).
Pengembangan produk kopi dilakukan Ganjar mulai dari tingkat petani, alat dan mesin pertanian (alsintan) yang digunakan, pengolahan hasil pertanian, hingga pemasaran dan cara penjualan produk kopi.
Untuk kopi Muncar, Ganjar menyebut pengemasannya sudah bagus dan menarik. Hanya perlu dikembangkan lagi untuk cara pemasarannya hingga dilirik konsumen dari luar negeri.
"Kalau ini didampingi produk kopinya ini, maka ini bisa sampai diekspor. Kalau saya lihat desain packagingnya sudah bagus sekali dan itu dikerjakan oleh anak-anak sini yang hebat," kata Ganjar.
Adapun harga kopi robusta dan arabika dunia sedang tinggi lantaran dipengaruhi oleh kebutuhan kopi dunia yang terus meningkat. Hal itu membuat harga jual di tingkat petani pun ikut naik.
Oleh sebab itu, Ganjar meminta petani dan pelaku usaha produk kopi di Temanggung, khususnya di Desa Muncar juga harus diikuti dengan peningkatan kualitas dan kuantitas.
Jika produk kopi tersebut telah mampu diekspor, dengan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan Pemprov Jawa Tengah, maka taraf hidup petani kopi Temanggung akan naik juga, sehingga rantai kemiskinan bisa diputus.
"Butuh dilatih, petani di-on farm mesti paham betul, disiplin betul sehingga nanti sampai off farm diolah, produk ini berkualitas dan mesti dijaga," kat Ganjar.
Warga Desa Muncar juga tidak hanya memproduksi kopi dan biji kopi saja, tetapi juga produk gula aren yang menjadi satu paket penjualan dengan produk kopi tersebut.
Hal itu pun memperkaya olahan hasil pertanian petani kopi yang diharapkan dapat terus dikembangkan, hingga menjangkau pasar internasional.
"Kita dorong packagingnya sehingga potensi pasar sampai ke Eropa tinggi sekali. Pendampingan, pelatihan dan kontrol itu kemudian menjadi penting. Syukur-syukur semua produk ini bisa organik murni, itu harganya pasti sangat mahal," ucap Ganjar.