Sabtu 29 Jul 2023 07:42 WIB

Militer Tetapkan Kepala Pengawal Presiden Pemimpin Baru Niger

Militer Niger melakukan kudeta terhadap Presiden Mohamed Bazoum.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Tentara militer di negara Afrika Barat, Niger, telah mengumumkan melakukan kudeta terhadap pemerintah resmi negara ini di TV nasional.
Foto: AP
Tentara militer di negara Afrika Barat, Niger, telah mengumumkan melakukan kudeta terhadap pemerintah resmi negara ini di TV nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, NIAMEY -- Para pemimpin kudeta di Niger mengumumkan pada Jumat (28/7/2023), Jenderal Abdourahamane Tiani ditunjuk sebagai kepala negara baru. Penetapan ini beberapa hari setelah kudeta menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum dalam pengambilalihan militer ketujuh di Afrika Barat dan Tengah dalam waktu kurang dari tiga tahun.

Jenderal itu muncul di televisi negara dengan spanduk di layar yang menggambarkan dia sebagai presiden badan militer yang baru dibentuk, National Council for Safeguarding the Homeland(CNSP), pada Jumat. "Presiden CNSP adalah kepala negara," kata seorang pejabat saat membacakan pernyataan.

Baca Juga

Pernyataan tersebut mengatakan, konstitusi telah ditangguhkan, semua lembaga pemerintah dibubarkan. CNSP akan menjalankan semua kekuasaan legislatif dan eksekutif sampai tatanan konstitusional kembali.

Tiani pun bertemu dengan para kepala semua kementerian di istana kepresidenan pada Jumat sore. Seorang anggota CNSP mengatakan setelah pertemuan, bahwa kementerian akan terus memberikan layanan.

Sosok Tiani adalah kepala pengawal presiden yang tentaranya menyekap Bazoum di dalam istana kepresidenan pada Rabu (26/7/2023). Tindakan ini pun menyebabkan kebingungan tentang sosok yang memegang kendali pemerintahan.

Bazoum belum membuat pernyataan sejak Kamis pagi. Namun dia bersumpah untuk melindungi pencapaian demokrasi yang dimenangkan dengan susah payah dalam sebuah postingan di media sosial.

Negara-negara Afrika, kekuatan Barat, dan organisasi regional dan internasional telah menyuarakan dukungan untuk Bazoum. Mereka menyerukan pemulihan demokrasi.

Menteri Luar Negeri Prancis Catherina Colonna secara eksplisit menyebutnya sebagai percobaan kudeta pada Jumat. Prancis mengatakan masih mengakui Bazoum sebagai pemimpin yang sah.

Sementara juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, masih ada ruang untuk diplomasi intra-Afrika. "Pengambilalihan militer dapat menyebabkan Amerika Serikat menghentikan keamanan dan kerja sama lainnya dengan pemerintah Niger," kata Kirby dalam pengarahan.

Beberapa pemimpin dunia mengatakan, telah berbicara dengan Bazoum sejak kudeta. Dia pun masih ditahan di istana bersama keluarganya dengan kondisi baik.

Sebelum pemberontakan, Niger dipandang sebagai sekutu paling stabil Barat di wilayah yang tidak stabil. Pergolakan telah menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan wilayah.

Niger telah menjadi sekutu utama kekuatan Barat yang berusaha membendung pemberontakan oleh kelompok-kelompok yang terkait dengan Alqaedah dan ISIS. Negara ini pun berbatasan dengan tiga negara, yaitu Mali, Burkina Faso dan Chad yang telah dilanda kudeta dalam dua tahun terakhir. Beberapa didorong oleh rasa frustasi karena rasa tidak aman yang semakin meningkat.

Prancis, Jerman, Italia, dan AS memiliki pasukan di Niger untuk pelatihan militer dan misi kontra-pemberontakan. Niger juga merupakan produsen uranium terbesar ketujuh di dunia, logam radioaktif yang banyak digunakan untuk energi nuklir dan senjata nuklir, serta untuk mengobati kanker.

Seperti penguasa militer Mali dan Burkina Faso, Tiani membenarkan kudeta tersebut dengan mengatakan bahwa pemerintah gagal menahan milisi. Namun di ibu kota Nimaey, reaksi terhadap kudeta beragam.

"Kita harus sangat waspada untuk memastikan bahwa perang melawan terorisme ini tidak memberi mereka posisi atau kesempatan untuk tetap berkuasa selamanya," kata warga Ousmane Kansey.

Warga Niger Ibrahim Hamidou melihat pengambilalihan itu sebagai langkah positif melawan pemerintahan yang buruk dan ketidakamanan yang disalahkan sebagian karena adanya campur tangan asing. "Hasilnya tidak bagus... artinya kehadiran mereka tidak banyak berguna," katanya.

Militan jihadis telah menyebar ke seluruh wilayah Sahel Afrika Barat selama bertahun-tahun. Niger sejauh ini telah menahannya lebih baik daripada Mali dan Burkina Faso, dengan kekerasan semakin memburuk sejak militer mengambil alih.

Junta di Mali dan Burkina Faso semakin beralih ke Rusia sebagai sekutu strategis dan menjauhkan diri dari mitra tradisional seperti Prancis. Paris kini justru menghadapi gelombang kebencian yang meningkat terhadap pengaruhnya di Sahel.

Ada beberapa bendera Rusia di antara para pendukung kudeta yang turun ke jalan di ibu kota Niamey pada Kamis (26/7/2023). Salah satu dari sedikit suara internasional yang menyambut pengambilalihan itu adalah bos tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin.  Dia menggambarkan kudeta sebagai pemberontakan melawan penjajah dan menawarkan jasa anggota Wagner untuk menertibkan.

Negara-negara asing belum mengumumkan rencana apapun untuk campur tangan di Niger. Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) baru akan mengadakan pertemuan puncak darurat di Nigeria untuk membahas situasi tersebut pada Ahad (30/7/2023). 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement