Ahad 30 Jul 2023 10:02 WIB

PDIP Klaim Ganjar Sudah Diterima Masyarakat Jabar dan Sumbar

Salah satu nilai lebih Ganjar adalah pergaulan dirinya yang diterima semua kelompok.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan sambutan dalam acara pelatihan juru kampanye Ganjar Pranowo di Jakarta, Senin (17/7/2023). Partai pengusung bakal calon Presiden Ganjar Pranowo mengelar pelatihan juru kampanye di tingkat nasional guna memantapkan konsolidasi pemenangan pada pilpres 2024. kegiatan ini juga diharapkan mampu memperkuat kampanye Ganjar Pranowo tanpa harus melakukan tindakan black campaign. Pelatihan jurkam angkatan pertama ini diikuti oleh 300 kaum muda usia di bawah 40 tahun.
Foto: Republika/Prayogi
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan sambutan dalam acara pelatihan juru kampanye Ganjar Pranowo di Jakarta, Senin (17/7/2023). Partai pengusung bakal calon Presiden Ganjar Pranowo mengelar pelatihan juru kampanye di tingkat nasional guna memantapkan konsolidasi pemenangan pada pilpres 2024. kegiatan ini juga diharapkan mampu memperkuat kampanye Ganjar Pranowo tanpa harus melakukan tindakan black campaign. Pelatihan jurkam angkatan pertama ini diikuti oleh 300 kaum muda usia di bawah 40 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pihaknya telah menggelar forum diskusi terkait Ganjar Pranowo di provinsi-provinsi yang suaranya dinilai masih lemah. Beberapa di antaranya seperti Jawa Barat, Banten, dan Sumatra Barat (Sumbar).

"Dari FGD (forum group discussion) yang kami lakukan itu, ternyata Pak Ganjar mendapatkan daya terima yang sangat luas. Bahkan di basis-basis yang sebelumnya kami lemah, seperti Jabar, Banten, Aceh, dan Sumatra Barat," ujar Hasto di Sekolah Partai, Jakarta, Jumat (28/7/2023) malam.

Baca Juga

Ia menyebut, salah satu nilai lebih Ganjar adalah pergaulan dirinya yang diterima semua kelompok. Baik itu dari Nahdlatul Ulama (NU, Muhammadiyah, dan kelompok-kelompok non-Muslim yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

"Aspek rekam jejak inilah FGD yang kami lakukan, ternyata ada preferensi rakyat memilih itu dari rekam jejak keluarganya, rekam jejak prestasinya, rekam jejak siapa Pak Ganjar itu, keluarganya. Latar belakangnya, bibit bebet bobot itu ternyata itu menjadi bagian kesadaran kritis rakyat," ujar Hasto.