REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua PKH UIN Bandung, Tri Cahyanto, mengatakan pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, dan lembaga-lembaga negara lain selama ini menjadi ujung tombak pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha). Namun dengan kapasitas penganggaran negara yang terbatas sangat tidak mungkin mengharapkan seluruh Juleha dilatih dengan anggaran pemerintah.
Hal ini disampaikan Tri Cahyanto saat pelatihan Juleha yang dilakukan Halal Institute bekerja sama dengan PKH UIN Sunan Gunung Djati Bandung. "Salah satu solusinya adalah membuka pelatihan berbayar untuk masyarakat yang ingin menjadi Juleha atau mengharapkan memiliki sertifikat Juleha,” kata dia, dalam siaran pers, Ahad (30/7/2023).
Juleha merupakan profesi yang wajib ada dalam rantai Jaminan Produk Halal (JPH). Segala produk makanan yang mengandung unsur hewan sembelihan wajib menyertakan daging yang sudah memiliki sertifikat halal, sedangkan sertifikasi halal pada daging memerlukan keberadaan SDM Juleha.
Disebutkannya, mengingat daging merupakan bahan baku dari sebagian besar produk makanan maka kebutuhan SDM juleha harus diperhatikan. Jumlah SDM-nya haus sebanding dengan jumlah rumah pemotongan hewan/unggas, tempat pemotongan hewan/unggas, hingga pemotongan mandiri. "Jumlah ini sangat besar, bisa mencapai puluhan ribu orang,” ungkap Tri. Saat ini, jumlah Juleha yang memiliki sertifikat masih sangat jauh dari kebutuhan riil. Apalagi disandingkan dengan target sertifikasi halal pada Oktober 2024.
Terkait dengan kegiatan pelatihan, Ketua Harian Halal Institute, SJ Arifin, mengatakan, sebagai lembaga pelatihan kerja yang mengampu SDM halal yakni Auditor Halal, Penyelia Halal, dan Juleha, Halal Institute terketuk untuk melibatkan diri dalam jasa pelatihan Juleha yang mengacu pada standar SKKNI Juleha.
Dikatakannya, pelatihan ini dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama Akademi Juleha Pusat Kajian Halal UIN Sunan Gunung Djati Bandung, bertempat di Kampus II UIN Bandung pada tanggal 26-28 Juli 2023 yang diikuti oleh 11 orang peserta.
Sebagian peserta merupakan calon Juleha dari Bandung dan Luar Bandung, seperti Sukabumi, Jakarta, hingga Cilacap, Jawa Tengah. Sebagian peserta merupakan Juleha yang telah memiliki pengalaman menyembelih dan sebagian lagi Juleha baru. Salah satu di antara peserta malahan berjenis kelamin perempuan, berasal dari Jakarta.
Untuk melengkapi kapasitas yang dimiliki peserta, Halal Institute juga menggandeng LSP Halal Indonesia untuk melaksanakan Uji Kompetensi Juleha keseluruhannya diselenggarakan di RPH Ciroyom, RPH Bale Endah, dan RPH Cikartani Lembang.
Sertifikat Kompetensi ini merupakan legalitas yang diperlukan sebagian Juleha agar dapat bekerja di rumah-rumah pemotongan besar dan menengah. Bahkan sebagian peserta berencana berangkat ke Jepang untuk menjadi Juleha di negeri matarhari terbit tersebut. "Ini peluang kerja nyata yang dapat dioptimalkan dari profesi ini,” kata SJ Arifin.