Ahad 30 Jul 2023 09:57 WIB

Jadi Bengkel Tersertifikasi, Cogindo Targetkan Konversi 500 Unit Motor ke Tenaga Listrik

Sejak pertama kali program diluncurkan, Cogindo baru mengkonversi lima unit motor.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Direktur Operasi PT Cogindo, Mulyadi saat menunjukkan motor hasil konversi dari bahan bakar minyak ke tenaga listrik dalam Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik Perdana di Kementerian ESDM, Jumat (28/7/2023).
Foto: Republika/Dedy Darmawan
Direktur Operasi PT Cogindo, Mulyadi saat menunjukkan motor hasil konversi dari bahan bakar minyak ke tenaga listrik dalam Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik Perdana di Kementerian ESDM, Jumat (28/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu bengkel konversi motor listrik tersertifikasi, Cogindo, mengakui masih banyak masyarakat yang belum mengetahui program subsidi konversi dari pemerintah. Meski demikian, bengkel Cogindo optimistis dapat mengkonversi 500 unit motor hingga akhir tahun ini. 

Direktur Operasi Cogindo, Mulyadi, menjelaskan, sejak program subsidi konversi motor listirk pertama digulirkan pada Maret 2023 lalu, bengkelnya baru mengkonversi lima unit motor. Pemerintah pun mengakui program konversi itu masih sepi peminat meski disediakan kuota sebanyak 50 ribu unit tahun ini. 

Baca Juga

“Cogindo menyanggupi dalam satu bisa bisa selesaikan 100 unit, artinya dalam lima bulan ke depan (hingga akhir 2023) bisa 500 unit. Di bengkel-bengkel lain mungkin lebih besar lagi,” kata Mulyadi kepada Republika.co.id, Ahad (30/7/2023). 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, sejauh ini baru ada delapan bengkel konversi motor yang tersertifikasi. Jumlah tersebut harus terus ditambah agar program subsidi konversi sebesar Rp 7 juta per unit  bisa semakin mudah dijangkau masyarakat. 

Mulyadi menjelaskan, lokasi bengkel pusat Cogindo terdapat di Kota Cirebon, Banten. Namun, Cogindo telah memiliki bengkel-bengkel binaan di semua kota sehingga masyarakat yang ingin mengkonversi motornya di Cogindo dapat mendatangi bengkel binaan. 

“Biaya konversi di kita sekitar Rp 17 juta, maka konsumen cukup membayar Rp 10 juta karena ada subsidi. Nah itu nanti kita ajukan reimburse ke pemerintah (untuk pencairan subsidi),” kata dia. 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat baru ada sebanyak 4.578 motor konvensional yang mengantre untuk mengikuti program subsidi konversi motor listrik. 

“Kita punya catatan, bulan ini ada hampir 5.000 unit, kita punya target 50 ribu unit. Kita sudah liat, fabrikator (bengkel) sudah bisa bikin sendiri konverternya dengan TKDN di atas 60 persen, kita akan dorong terus supaya maksimal,” kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif. 

Arifin mengatakan, berbagai upaya akan dilakukan pemerintah untuk terus menggencarkan program konversi motor listrik lewat promosi di berbagai kota. Pihaknya juga meminta bantuan pihak Kapolres di setiap daerah bersama Kementerian Perhubungan untuk ikut mengkampanyekan konversi motor listrik. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement