REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat dari lembaga Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno merespons hasil berbeda elektabilitas bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dari lembaga survei berbasis di Australia, Utting Research. Jika di survei-survei lembaga dalam negeri, Anies terlampaui jauh dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, maka di riset Utting Research mantan Gubernur DKI Jakarta itu mulai mendekat dengan perolehan 27 persen.
Adi menyebut survei adalah parameter politik untuk melihat situasi politik yang berkembang saat ini, sehingga survei bersifat dinamis.
"Survei kan bersifat dinamis. Dalam sebulan, dalam dua bulan, survei itu kan bisa berubah secara signifikan, tinggal bagaimana mengkapitalisasi dan melakukan konsolidasi kerja-kerja politik yang konkrit untuk terus meyakinkan para pemilih di bawah," ujar Adi dalam keterangannya kepada wartawan, Ahad (30/7/2023).
Karena itu, perolehan Anies di survei Utting Research dapat dikatakan temuan terbaru. Namun demikian, Adi menilai perlunya menguji data-data, metodologi, sampling dan indikator lainnya.
"Karena survei itu bukan hanya tampakan hitam dan putih siapa yang mendapatkan berapa persen, tetapi harus dicek jangan-jangan soal metodologi, jangan-jangan tentang samplingnya seperti apa. Itu yang harus dilihat secara utuh tapi overall survei itu adalah alat untuk mendeteksi bagaimana kecenderungan pemilih saat ini," ujarnya.
Adi mengatakan, hasil survei saat ini belum tentu sama dgn survei bulan depan. Begitu juga, survei saat ini belum tentu sama dengan survei tiga atau empat bulan ke depan.
"Jadi survei itu kadang up and down, turun naik. Tergantung bagaimana persepsi publik, tergangung bagaimana eskalasi kerja kerja politik yang bisa meyakinkan masyarakat datang ke TPS dan memilih," ujarnya.
Meski demikian, dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menilai wajar jika elektabilitas Anies ini menjadi kepercayaan diri koalisi perubahan untuk memenangkan Pilpres 2024. Kendati, survei masih menempatkan Anies di posisi ketiga di bawah Ganjar dan Prabowo.
"Tentu wajar kemudian membuat poros perubahan itu confident ya wajar karena mereka akan mengkapitalisasi semua isu semua temuan temuan yang menguntungkan kpd mereka. Termasuk survei dari luar ini, tapi kalau melihat kecenderungan secara umum survei Australia ini kan masih tetap menempatkan Anies berada di nomor tiga ya di bawah Prabowo dan Ganjar," ujarnya.
Berdasarkan riset lembaga survei berbasis di Australia, Utting Research menemukan data elektabilitas Ganjar Pranowo sebesar 34 persen, disusul Prabowo Subianto dengan 33 persen dan Anies Baswedan 27 persen. Sebanyak 3 persen responden menjawab rahasia dan atau belum memutuskan, sementara 3 persen lainnya tidak menjawab.