REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Partai Demokrat menyambut baik hasil elektabilitas bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan yang merangsek naik dan mulai menempel bacapres lainnya Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Berdasarkan riset lembaga survei berbasis di Australia, Utting Research menemukan data elektabilitas Ganjar Pranowo sebesar 34 persen, disusul Prabowo Subianto dengan 33 persen dan Anies Baswedan 27 persen.
Kepala Badan Komunikasi Strategis dan Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai, peluang Anies Baswedan memenangi pertarungan masih besar di Pilpres 2024.
"Pertarungan antara ketiga capres ini memang masih terbuka. Masih bergantian satu sama lain, siapa yang di pertama, kedua, dan ketiga, selisih pun tidak jauh berbeda. Yang membedakan, sosok cawapres-nya," ujar Herzaky dalam keterangannya kepada wartawan, Ahad (30/7/2023).
Herzaky pun menilai kekuatan ketiga capres ini relatif sama. Karena itu, dia menilai hal yang penting adalah sosok cawapres untuk memberikan suara signifikan kepada tiga bacapres tersebut. Pertama, Herzaky menyebut cawapres harus dapat mengisi ruang kosong, khususnya ceruk pemilih muda yang tidak bisa diraih oleh capres. Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan 56,45 persen dari total pemilih sebanyak 204,8 juta adalah pemilih dari generasi Z dan milenial ini berjumlah 113.622.550 orang.
"Ada segmen anak muda, misalnya, mendominasi pemilih kita di 2024, yang jumlahnya mencapai hampir 60 persen total pemilih. Cawapres mana yang bisa membuat para pemilih muda dan pemula ini merapat ke kubunya," katanya.
Kedua, lanjut Herzaky, keberadaan cawapres juga menjadi perlu untuk memperkuat konsolidasi mesin pemenangan. Menurutnya, kekuatan cawapres ini juga harus dibuktikan geraknya dalam konsolidasi pemenangan.
"Bukan kekuatan ilusi, melainkan kekuatan nyata. Ada strukturnya, ada komandonya. Terbukti gerak nyatanya. Kemenangan tidak bisa diraih dari mimpi dan persepsi belaka. Kerja-kerja lapangan dari mesin pemenangan ini menjadi penting," ujarnya.
Ketiga, kemenangan juga perlu ditunjang dengan soliditas dari koalisi. Karena itu, soliditas partai di koalisi harus diperkuat ke arah yang sama untuk pemenangan capres-cawapres sebagai dwitunggal. Menurut dia, bukan untuk pemenangan pribadi ataupun pemenangan partai politik tertentu saja, maka makin besar peluangnya paslonnya terpilih.
"Inilah yang membuat kami semakin yakin, dengan Koalisi Perubahan. Semua parpol setara dan sejajar. Maunya capres dan cawapres kita menang. Maunya seluruh parpol anggota koalisi menang di parlemen. Bukan maunya partai masing-masing saja yang menang. Soliditas ini bisa menjadi kunci kemenangan perubahan," ujarnya.
"Seperti yang disampaikan oleh Mas AHY, ketum kami, jalan sejarah perubahan dan perbaikan terbentang lebar, untuk kami perjuangkan. Untuk Indonesia yang lebih baik," tambahnya.