Senin 31 Jul 2023 10:28 WIB

Denmark-Swedia: Situasinya Sudah Berbahaya Sebagai Dampak Aksi Pembakaran Alquran

Pembakaran Alquran benar-benar ofensif dan tindakan ceroboh.

Kelompok Patriot Denmark (Danske Patrioter) jadi penggerak aksi pembakaran Alquran di Denmark.
Foto: AP
Kelompok Patriot Denmark (Danske Patrioter) jadi penggerak aksi pembakaran Alquran di Denmark.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM – Swedia dan Denmark melakukan pembicaraan mengenai dampak akibat terjadinya serangkaian pembakaran Alquran. Dua negara ini menjadi sorotan dan kritik dari negara-negara Islam setelah membiarkan pembakaran Alquran berulang. 

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyatakan, pada Ahad (30/7/2023), dirinya melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengenai situasi setelah pembakaran Alquran. 

Baca Juga

‘’Kami sepakat situasinya sudah berbahaya. Kami perlu menempuh sejumlah langkah untuk memperkuat ketahanan masing-masing,’’ kata Kristersson dalam pernyataan yang diunggah di akun media sosialnya, Instagram

Kristersson menambahkan proses yang sama sedang ditempuh baik oleh Swedia maupun Denmark. ’’Kami juga mulai menganalisis situasi legal sebagai rujukan mengambil tindakan memperkuat keamanan nasional, juga warga di Swedia serta di seluruh dunia,’’ kata Kristersson. 

Awal Juli lalu, Pemerintah Swedia menyatakan akan mengkaji ulang apakah akan mengamendemen Public Order Act yang memungkinkan polisi menghentikan demonstrasi yang dinilai mengancam keamanan Swedia. 

‘’Hal utamanya, soal mempertahankan kebebasan dan masyarakat yang terbuka, demokrasi dan hak warga kita atas kebebasan dan keamanan,’’ kata Kristersson. Menlu Turki Hakan Fidan juga kembali mendesak Swedia mencegah terulangnya pembakaran Alquran. 

Secara terpisah, Menlu Denmark Lars Lokke Rasmussen menjelaskan, pemerintah akan mencari perangkat legal yang memungkinkan pihak berwenang bisa mencegah aksi pembakaran Alquran di depan kedubes negara lain. Ia menyadari apa yang terjadi pascapembakaran Alquran.

‘’Pembakaran Alquran benar-benar ofensif dan tindakan ceroboh yang dilakukan sejumlah individu. Mereka tidak mencerminkan nilai-nilai yang dibangun masyarakat Denmark,’’ kata Rasmussen dalam sebuah pernyataan, Ahad.

Pemerintah Denmark mempertimbangkan bisa mengintervensi....

sumber : AP/Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement