Senin 31 Jul 2023 10:39 WIB

Biden Enggan Beberkan Kemajuan Normalisasi Israel-Arab Saudi

Biden tak beri info detail mengenai kemajuan pembicaraan normalisasi Israel-Saudi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, pembicaraan antara penasihat keamanan nasional Gedung Putih dengan pejabat Saudi di Jeddah masih berlangsung
Foto: EPA-EFE/Yuri Gripas
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, pembicaraan antara penasihat keamanan nasional Gedung Putih dengan pejabat Saudi di Jeddah masih berlangsung

REPUBLIKA.CO.ID, FREEPORT -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pembicaraan antara penasihat keamanan nasional Gedung Putih dan pejabat Saudi di Jeddah yang bertujuan untuk mencapai normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel masih berlangsung. Namun, Biden tidak memberikan informasi detail mengenai kemajuan pembicaraan tersebut.

"Mungkin ada pemulihan hubungan," kata Biden dalam sebuah acara di Freeport, Maine.

Baca Juga

Pejabat AS selama berbulan-bulan telah berupaya untuk mencapai kesepakatan pemulihan hubungan diplomatik antara Israel dan Saudi. Sejauh ini, Saudi bersikukuh menolak untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel.

Kolumnis New York Times Thomas Friedman, dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Kamis (27/7/2023) mengatakan, Biden sedang mempertimbangkan apakah akan mengejar pakta keamanan bersama AS-Saudi yang akan melibatkan  Saudi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan bersama dengan utusan Timur Tengah, Brett McGurk berada di jeddah untuk membahas kemungkinan kesepakatan normalisasi.

Para pejabat AS optimistis kesepakatan normalisasi antara Israel dan Arab Saudi akan terwujud. Terutama setelah pemerintahan mantan presiden Donald Trump mencapai kesepakatan serupa antara Israel dan Maroko, Sudan, Bahrain dan Uni Emirat Arab pada 2020 di bawah Kesepakatan Abraham.

Kepala Komite Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, Yuli Edelstein mengatakan, negosiasi antara Riyadh dan Amerika Serikat (AS) sebagai mediator masih berlangsung dan belum ada hasil yang signifikan.  “Saya pikir masih terlalu dini untuk berbicara tentang kesepakatan yang sedang dikerjakan,” ujar Edelstein kepada Radio Angkatan Darat Israel.

Edelstein menepis kemungkinan bahwa kebuntuan antara pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan tujuan kenegaraan Palestina yang terbagi secara politik menjadi hambatan utama dalam normalisasi dengan Arab Saudi. "Bagaimana saya harus menempatkan ini dengan hati-hati? Ada klausul yang jauh lebih penting atau bermasalah daripada deklarasi ini dan itu di ranah Palestina," katanya.

Presiden Biden telah mengutus penasihat keamanan nasionalnya ke Arab Saudi untuk membahas kemungkinan kesepakatan normalisasi dengan Israel. Normalisasi ini merupakan prioritas kebijakan pemerintahan Biden. Dua negara Teluk yaitu Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain telah menormalkan hubungan dengan Israel pada 2020 yang ditengahi oleh AS. Namun Saudi selalu menegaskan bahwa mereka tidak akan menormalkan hubungan dengan Israel, kecuali tuntutan Palestina untuk membetuk negara yang merdeka dipenuhi terlebih dahulu.

Edelstein mengatakan, sebagian besar negosiasi untuk menormalkan hubungan Saudi-Israel dilakukan oleh AS. Menurut Edelstein, Saudi lebih banyak menyampaikan tuntutan yang berkaitan dengan kerja sama AS.  

“Sebagian besar wacana Saudi adalah dengan Amerika, dan bukan dengan kami. Ada beberapa hal yang dapat kami jalani dengan lebih baik, dan beberapa hal yang dapat kami jalani dengan lebih sedikit," kata Edelstein.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement