Senin 31 Jul 2023 12:50 WIB

Rahasia dan Inspirasi di Balik Penciptaan Alam Semesta

Alquran sudah jelaskan garis edar tata surya sejak 14 abad lalu.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi teori penciptaan.
Foto: Space.com
Ilustrasi teori penciptaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada 14 abad yang lalu. Sebagai salah satu bukti bahwa Alquran adalah firman Allah yang Maha Pencipta, di dalam Alquran sudah diterangkan tentang bergeraknya matahari dan bulan dalam garis edarnya.

Sebagaimana diketahui, bergeraknya matahari, bulan, bumi dan planet lainnya di tata surya baru diketahui oleh sains modern. Akan tetapi, Alquran telah mengisyaratkan itu jauh sebelum manusia dan sains modern mengungkap kebenarannya.

Baca Juga

Di dalam buku Alquran dan Sains yang ditulis KH Ahmad Sarwat Lc menjelaskan, menurut ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan 720.000 kilometer per jam ke arah bintang Vega. Bergeraknya matahari itu dalam sebuah garis edar yang dinamakan Solar Apex. Artinya, matahari bergerak sejauh 17.280.000 kilometer dalam sehari waktu di bumi atau 24 jam.

Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan dalam jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta pun sama.

Ternyata, fenomena tata surya dan garis edar ini sudah tertulis di dalam Alquran, di antaranya di dalam Surah Al-Anbiya Ayat 33. Dilansir dari buku Alquran dan Sains yang ditulis KH Ahmad Sarwat Lc dan diterbitkan Rumah Fiqih Publishing, 2021.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ  كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya (QS al-Anbiya' Ayat 33).

Menurut Tafsir Kementerian Agama, dalam ayat ini Allah mengarahkan perhatian manusia kepada kekuasaan-Nya dalam menciptakan waktu malam dan siang, serta matahari yang bersinar pada waktu siang, dan bulan bercahaya di waktu malam. Masing-masing beredar pada garis edarnya dalam ruang cakrawala yang amat luas yang hanya Allah yang mengetahui batas-batasnya.

Adanya waktu siang dan malam disebabkan karena perputaran bumi pada sumbunya, di samping peredarannya mengelilingi matahari. Bagian bumi yang mendapatkan sinar matahari mengalami waktu siang, sedang bagiannya yang tidak mendapatkan sinar matahari tersebut mengalami waktu malam.

Sedang cahaya bulan adalah sinar matahari yang dipantulkan bulan ke bumi. Di samping itu, bulan juga beredar mengelilingi bumi. Ayat ini menegaskan kembali apa yang telah Allah firmankan dalam Surah Ibrahim Ayat 33.

Secara luas telah diketahui bahwa matahari dan bulan memiliki garis edar. Akan tetapi untuk masing-masing dari keduanya (siang dan malam) beredar pada garis edarnya, merupakan sesuatu yang baru dipahami. Mengapa siang dan malam harus beredar pada garis edar (orbit-manzilah), dan apa bentuk garis orbitnya?

Setelah dipelajari, ternyata bahwa yang dimaksud dengan “garis edar” adalah tempat kedudukan dari tempat-tempat di bumi yang mengalami pergantian siang ke malam atau mengalami terbenamnya matahari (gurub). Sepanjang garis khatulistiwa garis ini bergeser dari Timur ke Barat seiring dengan urutan tempat-tempat terbenamnya matahari atau pergantian siang ke malam. Waktu terbenamnya matahari juga akan bergeser seiring dengan gerakan semu matahari terhadap bumi dari utara ke selatan dan sebaliknya.

Pergeseran waktu magrib ini juga bergeser dan membentuk tempat kedudukannya sendiri yang dapat dikatakan sebagai garis edar tahunan dari pergantian siang ke malam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement