Senin 31 Jul 2023 13:19 WIB

AS Umumkan Paket Bantuan Senjata Terbaru ke Taiwan

Beijing berulang kali meminta AS menghentikan penjualan senjata ke Taiwan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Militer Taiwan melakukan latihan anti-pengambilalihan di bandara internasional (ilustrasi).Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan senjata ke Taiwan senilai 345 juta dolar AS.
Foto: AP
Militer Taiwan melakukan latihan anti-pengambilalihan di bandara internasional (ilustrasi).Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan senjata ke Taiwan senilai 345 juta dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan senjata ke Taiwan senilai 345 juta dolar AS. Pemerintah Presiden Joe Biden tidak mengungkapkan detail bantuan yang dinilai akan membuat Cina geram ini.

Kongres menyetujui bantuan senjata ke Taiwan senilai 1 miliar dolar AS yang diambil dari Presidential Drawdown Authority dalam anggaran tahun 2023. Langkah yang ditolak keras Cina. Beijing berulang kali meminta AS yang merupakan pemasok utama senjata Taiwan, menghentikan penjualan ke pulau tersebut.

Baca Juga

Dalam beberapa pekan terakhir empat sumber mengatakan paket itu diperkirakan termasuk empat drone pengintai tanpa senjata MQ-9A, tapi mereka mencatat mungkin pengiriman empat pesawat tanpa awak itu akan gagal sebab pemerintah masih mengerjakan detail untuk menghapus beberapa peralatan canggih dari drone yang hanya boleh diakses Angkatan Udara AS.

Dalam pengumuman resmi, Ahad (30/7/2023), tidak ada daftar senjata yang dikirimkan. Kementerian Pertahanan Taiwan berterimakasih atas "komitmen kuat" AS pada keamanan. Dalam pernyataannya kementerian menambahkan tidak akan memberikan komentar tentang detail paket tersebut karena "kesepakatan diam-diam" antara dua belah pihak.

Salah satu sumber mengatakan masalah yang dipertanyakan mengenai paket bantuan ini adalah siapa yang mendanainya. Belum dapat dikonfirmasi apakah drone-drone MQ-9A ini masuk dalam paket bantuan.  

Sebelumnya Taiwan setuju untuk membeli empat drone MQ-9B SeaGuardian yang lebih canggih dari MQ-9A. Drone yang diproduksi General Atomics ini dijadwalkan akan dikirimkan pada tahun 2025.

Cina memandang Taiwan yang diperintah dengan demokrasi bagian dari wilayahnya dan meningkatkan tekanan militer ke pulau itu dalam tiga tahun terakhir. Beijing tidak pernah membuang kemungkinan untuk menggunakan kekuatan untuk memaksakan kedaulatannya.

Taiwan menolak keras klaim Cina dan mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka. "Saya senang Amerika Serikat akan segera memberikan bantuan keamanan tambahan signifikan ke Taiwan melalui Presidential Drawdown Authority yang Kongres setujui tahun lalu," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada 16 Mei lalu di Senat AS.

Pada awal bulan ini jenderal tersebut mengatakan AS dan sekutu-sekutunya perlu mempercepat pengiriman senjata ke Taiwan dalam beberapa tahun ke depan untuk membantu pulau itu membela diri.

Presidential Drawdown Authority (PDA) digunakan dalam keadaan darurat untuk memperluas bantuan keamanan ke Ukraina. PDA memberi wewenang presiden untuk mengirimkan perangkat atau layanan dari persedian. Namun, PDA untuk Taiwan yang disetujui Kongres tahun lalu tidak termasuk dalam keadaan darurat. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement