REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslim tentu tahu bahwa silaturahim sangat dianjurkan, dan beberapa manfaat baiknya adalah memperluas rezeki serta memperpanjang usia. Selaras dengan hal itu, sebuah studi ilmiah kini telah membuktikan bahwa menjalin persahabatan bisa memperpanjang harapan hidup seseorang.
Dikutip dari laman Livehealthy, Senin (31/7/2023), Studi Pengembangan Orang Dewasa Harvard yang dilakukan selama lebih dari 85 tahun menganalisis kondisi ribuan peserta. Ditemukan bahwa kualitas hubungan merupakan indikator paling kuat dari kesehatan dan umur panjang secara keseluruhan.
Direktur penelitian, Robert Waldinger, menyampaikan bahwa koneksi yang dijalin seseorang dengan orang lain memainkan peran penting dalam kesehatan fisik dan kesejahteraan mental. Perasaan bahagia yang didapat dari relasi itu memiliki pengaruh yang kuat pada kesehatan.
"Merawat tubuh memang penting, tetapi merawat hubungan Anda (dengan sahabat dan orang di sekitar) juga merupakan bentuk perawatan diri," kata psikiater di Rumah Sakit Umum Massachusetts sekaligus profesor psikiatri di Harvard Medical School itu.
Psikiater Haseeb Rohilla yang tidak terlibat dalam studi menjelaskan bagaimana memiliki hubungan persahabatan bisa mengurangi stres dan baik untuk kesehatan. Rohilla mengatakan, terkoneksi dengan sahabat dapat menciptakan rasa memiliki dan tujuan bersama.
Persahabatan membuat siapa pun memiliki sosok yang akan memberikan dukungan emosional dan pengertian. Seseorang untuk diajak bicara dan berbagi pemikiran, perasaan, dan pengalaman itu akan menangkal perasaan kesepian atau keterasingan.
Selain itu, persahabatan juga berkontribusi pada peningkatan harga diri, karena interaksi positif dengan sahabat dapat menegaskan kembali nilai sebagai individu. Persahabatan pun menawarkan kesempatan untuk terus bertumbuh dan terjadi pengembangan pribadi.
Jalinan persahabatan memungkinkan untuk belajar satu sama lain, bertukar perspektif yang berbeda, juga membangun empati dan keterampilan sosial. Terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan bersama sahabat juga dapat meningkatkan pelepasan dopamin dan endorfin, yang merupakan neurotransmitter yang terkait pengaturan suasana hati.
Sayangnya, seiring bertambahnya usia, beberapa faktor dapat mempersulit seseorang untuk mendapatkan teman baru, apalagi membuat relasi lebih dekat sampai menjadi sahabat. Rohilla menyampaikan, itu karena tanggung jawab hidup, seperti karier, keluarga, dan kewajiban lainnya, mungkin menyisakan lebih sedikit waktu dan energi untuk bersosialisasi.
Seseorang juga cenderung menjadi lebih selektif dalam pertemanan saat mereka dewasa. Mereka mencari koneksi yang lebih dalam daripada sekadar punya banyak kenalan. Keterbatasan fisik atau masalah kesehatan pun membatasi aktivitas sosial, sehingga lebih menantang untuk bertemu orang baru.
Rohilla membagikan solusi untuk masalah tersebut, supaya seseorang bisa menemukan teman dan sahabat yang cocok dengan dirinya. Kiat pertama Rohilla adalah mendalami apa yang menjadi minat dan hal yang disukai. Soalnya, persahabatan didasarkan pada kesamaan. Terlibat dalam aktivitas dan hobi yang disukai memberikan kesempatan untuk terhubung dengan orang lain yang memiliki minat yang sama.
Kiat selanjutnya, bersikaplah terbuka supaya mudah didekati. Tunjukkan minat yang tulus pada orang lain dan terbuka untuk membuat koneksi baru. Investasikan waktu dan usaha, sebab membangun persahabatan yang kuat membutuhkan investasi waktu.
"Ambil inisiatif. Jangan takut untuk menjangkau dan memulai rencana atau percakapan dengan calon teman. Setelah itu, bersabarlah. Membangun persahabatan yang bermakna bisa memakan waktu, jadi berikan ruang agar hubungan berkembang secara alami," kata Rohilla.