Senin 31 Jul 2023 16:40 WIB

Imbas Penutupan Piyungan, Jumlah Pelanggan TPS Go-Sari Bantul Meningkat

Warga yang berlangganan diminta memilah sampah terlebih dahulu.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja memilah sampah plastik di depo sampah (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja memilah sampah plastik di depo sampah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Go-SARI milik Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY, memprediksi adanya peningkatan jumlah langganan pengambilan sampah rumah tangga sejak TPS Piyungan ditutup.

TPS milik Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Guwosari telah bersiap untuk peningkatan permintaan sampah rumah tangga. "Lebaran tahun ini jumlah langganan kami 350 KK (kepala keluarga), dan sekarang sudah sekitar 470 KK. Diprediksi naik karena Piyungan tutup," ujar Kepala Unit Layanan Sampah BUMKal Guwosari, Muhammad Nur Muntaha, kepada Republika, Senin (31/7/2023).

Muntaha menjelaskan, sebelumnya TPS Go-Sari masih menyetorkan sampah ke TPS Piyungan, dan secara bertahap berhenti menyetorkan sampah atau menerapkan zero waste sejak setelah Lebaran atau sekitar April tahun ini.

Sejak TPS Piyungan ditutup pada 23 Juli lalu, jumlah langganan bertambah menjadi 12 KK perorangan, satu restoran, dan dua perumahan dengan jumlah langganan masing-masing 50 KK dan 80 KK. Untuk sampah perorangan biaya restribusi sampah sebesar Rp 30 ribu per bulan, sedangkan komunal sebesar Rp 10 ribu per bulan per KK.

"Kalau komunal lebih murah karena dipilah dan dikumpulkan di satu titik. Jadi petugas kami lebih mudah pekerjaannya," jelas Muntaha.

Tidak hanya penambahan jumlah langganan, sejak Piyungan ditutup banyak sampah yang berceceran di jalan. Setiap ada laporan sampah berceceran, pihaknya melalui Tim Cyber Sampah akan mengangkut sampah secepatnya.

Tujuannya, agar tidak ada lagi yang mengikuti membuang sampah di lokasi itu. "Sekali ada satu yang ngawalin yang lain ngikut juga buang di sana. Jadi antisipasi supaya yang lain tidak ikut dan supaya tidak sembarangan," ungkapnya.

Lokasi yang banyak sampah berceceran berada di area yang banyak perumahan, uang diprediksi karena kepemilikan tanah terbatas, dan Piyungan ditutup, tidak memiliki tempat pembuangan sampah.

Ulu- ulu Bagian Pembangunan Kalurahan Guwosari, Umarwanto menjelaskan, Tim Cyber Sampah sudah dibentuk sejak TPS didirikan pada 2019. Akan tetapi, akhir-akhir ini tim ini lebih banyak mengambil sampah berceceran.

Untuk itu, pihaknya akan segera mengadakan sosialisasi dan edukasi pemilahan sampah di sebanyak 15 Padukuhan yang akan dimulai pada akhir Agustus ini.

"Akan kami adakan ToT (Training on Trainer) dulu untuk pekerja kami, nanti mereka yang sosialisasi ke warga padukuhan," jelas Umarwanto.

Dari edukasi dan sosialisasi ini diharapkan akan lebih banyak warga yang berlangganan ke TPS Go-Sari, namun dengan telah memilah sampah terlebih dahulu akan lebih meringankan beban pekerja.

"Karena proses yang paling lama itu adalah memilah. Nanti juga akan kami bentuk tabungan sampah anorganik," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement