REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan seluruh pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Tingkat I menolak penyelenggaraan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk menggeser dirinya dari kursi ketua umum. Penolakan itupun mendapatkan dukungan dari para senior Partai Golkar, termasuk mantan ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla.
“Ya seluruh pengurus Golkar, DPD I menolak munaslub, jadi seluruh senior menolak munaslub,” kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (31/7/2023).
Sikap penolakan pengurus DPD terhadap munaslub itu merupakan hasil dari pertemuan di Bali pada Ahad (30/7/2023) kemarin. Menurutnya, dalam pertemuan tersebut juga dibahas terkait konsolidasi pencapresan.
Terkait hal itu, Airlangga mengatakan perlu dilakukan pembicaraan lagi dengan calon-calon dari tiap partai. “Ya perlu dibicarakan lagi dengan calon-calon tiap partai,” ujarnya.
Airlangga juga memberikan tanggapannya terkait pernyataan JK yang meminta agar Golkar bisa menjadi partai yang mandiri dan tidak bergantung pada koalisinya dalam mengambil langkah politik. Menurut Airlangga, kerja sama dengan partai lain diperlukan agar bisa maju dalam pemilihan presiden.
“Kerja sama selalu diperlukan karena Golkar butuh kerja sama partai untuk maju dalam pemilihan presiden,” kata Airlangga.
Seperti diketahui, sejumlah kader Partai Golkar mendorong penyelenggaraan munaslub untuk menggeser Airlangga dari jabatan ketua umum. Namun mantan Ketua Umum Partai Golkar 2004-2009 Jusuf Kalla pun tak setuju dengan usulan tersebut. Menurut JK, munaslub justru akan menurunkan muruah Partai Golkar.
“Sangat tidak setuju karena itu akan lebih menurunkan muruah-nya Golkar,” kata Jusuf Kalla usai seminar bertajuk ‘Pemuda untuk Politik’ di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.
Sebab, kata dia, apabila perpecahan terjadi di internal Partai Golkar maka dapat berimbas pada raihan suara pada Pemilu 2024 mendatang. Sebaliknya, ia mendorong agar seluruh internal Partai Golkar bersatu sehingga dapat memenangkan Pemilu 2024 yang hanya tinggal kurang dari setahun lagi digelar.
“Bersatu saja belum tentu menang, apalagi tidak bersatu,” tambah Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 itu.