REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Atlet lari jarak jauh Agus Prayogo menyoroti soal fenomena pelari di Indonesia yang umumnya tidak sabar dalam berlari alias fear or missing out (FOMO). Misalnya, pemula yang baru memulai lari, namun langsung ingin terjun ke nomor marathon.
"Itu memang kebanyakan seperti itu pelari di Indonesia. Saya saja yang ikut marathon, ibaratnya persiapannya matang kadang mendapatkan hasil yang tidak maksimal," kata Agus saat ditemui Republika.co.id di Gedung Sate, Bandung, Ahad (30/7/2023).
Agus menyarankan pelari pemula sebaiknya memulai dengan bertahap. Pelari pemula yang ingin mengikuti race atau balapan bisa mulai dari jarak lima kilometer (5K), lalu 10K, kemudian 21K, dan marathon 42K.
"Mengikuti race marathon nggak main-main. Tidak bisa hanya modal nekat dan kebawa sama teman," ujarnya.
Namun, jangan berkecil hati. Ini tidak berarti pelari pemula tidak bisa mengikuti lari marathon. Hal yang dibutuhkan adalah latihan.
Lantas, berapa lama latihan yang dibutuhkan pemula? Menurut Agus, hal itu tergantung intensitas latihan pelari.
"Apabila dalam seminggu pelari latihan empat-enam kali, saya pikir dalam durasi setahun saja dari 5K bisa ke marathon. Tapi, tetap ya dari 5K ke 10K, half marathon, kemudian marathon," ujarnya.
Dia menekankan kuncinya adalah harus sabar dan konsisten berlatih dalam setahun. Jika pelari belum bisa konsisten, tentu waktu yang dibutuhkan menuju balapan marathon bisa lebih lama lagi.