Senin 31 Jul 2023 21:55 WIB

3 Resep Sederhana yang Membuat Nabi Ibrahim Terpilih Sebagai Kekasih Allah SWT

Nabi Ibrahim adalah sosok pemimpin yang teladan

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim adalah sosok pemimpin yang teladan
Foto: MgIt03
Ilustrasi Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim adalah sosok pemimpin yang teladan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nabi Ibrahim merupakan hamba Allah SWT terpilih sebagai khalilullah, atau kekasih Allah SWT. Apa yang menjadikan Nabi Ibrahim mampu meraih cinta Allah SWT sedemikian rupa? 

Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam bukunya Nashaih al-Ibad menjelaskan sebuah riwayat yang meriwayatkan cara Nabi Ibrahim alaihissalam menggapai cinta Allah SWT. Serta riwayat yang menerangkan orang yang dapat pertolongan Allah SWT pada hari kiamat. Dalam sebuah riwayat, Nabi Ibrahim pernah ditanya seperti ini:    

Baca Juga

Seseorang bertanya kepada Nabi Ibrahim, "Apakah yang menyebabkan kamu dijadikan kekasih Allah?" 

Nabi Ibrahim menjawab, "Yang menyebabkan demikian ada tiga perkara, yaitu saya lebih mengutamakan kepentingan Allah daripada yang lainnya. Saya tidak pernah khawatir terhadap yang telah ditentukan Allah. Saya tidak pernah makan malam atau siang kecuali bersama tamu." 

Diterangkan juga bahwa Nabi Ibrahim alaihissalam sering mengadakan perjalanan sejauh 1,5 kilometer sampai 3 kilometer. Tujuannya hanya untuk mencari orang yang bisa diajak makan bersama di rumahnya. 

Perjuangan Nabi Ibrahim dalam mengutamakan perintah Allah tercermin dalam kehidupannya ketika baru mendapatkan keturunan lalu Allah SWT memerintahkannya untuk berdakwah di tempat lain dan meninggalkan istri dan putranya yang masih bayi seraya berdoa sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah SWT surat Ibrahim [14] ayat 37:

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ 

"Ya Tuhan Kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati.  Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

Dalam kitab Nashaih al-Ibad karya Syekh Nawawi al-Banteni juga dijelaskan orang-orang yang mendapat pertolongan Allah SWT pada hari kiamat. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam riwayat dari Jabir bin Abdullah RA : 

عن جابر بن عبد الله قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ثلاثة من كن فيه، أظله الله تحت ظل عرشه، يوم لا ظل إلا ظله: الرضى على المكاره، والمشي إلى المساجد في الظلم وإطعام الجائع.

"Tiga golongan berada dalam naungan Allah di bawah Arsy-Nya pada hari tidak ada lagi naungan, kecuali naungan-Nya, yaitu orang yang tetap berwudhu meskipun dalam keadaan dingin, orang yang tetap pergi ke masjid meskipun dalam keadaan gelap, dan orang yang memberi makan kepada orang yang lapar." (HR Al-Baihaqi).  

Untuk diketahui, yang dimaksud dengan hari tidak ada lagi naungan kecuali naungan Allah SAW adalah hari kiamat.  

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement