REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Susu nabati, seperti susu almond dan susu oat, kerap digadang sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan susu sapi. Di sisi lain, studi terbaru menunjukkan bahwa kandungan gizi dalam susu nabati tidak setara dengan susu sapi. Mana yang lebih baik?
"Bila konsumen berpikir bahwa susu nabati merupakan pengganti susu sapi yang setara, sebenarnya banyak (susu nabati) yang tidak setara (dengan susu sapi)," ungkap ketua tim peneliti sekaligus direktur Nutrition Coordinating Center di University of Minnesota, Abigail Johnson PhD RD, seperti dilansir WebMD pada Ahad (30/7/2023).
Melalui studi ini, Johnson dan timnya menganalisis lebih dari 200 produk susu nabati. Beberapa di antaranya adalah susu almond, susu kacang mete, santan, susu oat, hingga susu kedelai.
Berdasarkan studi ini, susu nabati secara alami mengandung kalsium, vitamin D, dan protein yang lebih rendah dibandingkan susu sapi. Untuk menyiasati kekurangan ini, banyak produk susu nabati yang difortifikasi dengan kalsium dan vitamin. Meski begitu, kandungan protein dalam susu nabati masih jauh tertinggal bila dibandingkan susu sapi.
"Sekitar setengah (produk susu nabati) difortifikasi dengan vitamin D, dua pertiganya difortifikasi dengan kalsium, dan hanya hampir 20 persen yang memiliki kadar protein seperti susu sapi," ujar Johnson.
Menurut Johnson, perbedaan nilai gizi antara susu nabati dan susu sapi sebenarnya tidak terlalu mengkhawatirkan. Alasannya, beragam kandungan gizi tersebut bisa didapatkan dari beragam jenis makanan lain.
Selain itu, susu nabati juga memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan susu sapi. Sebagian di antaranya adalah, susu nabati mengandung lemak yang dan kolesterol yang lebih rendah, serat yang lebih tinggi, serta lebih ramah lingkungan.