Mark Eveleigh mengakui kenikmatan ngopi untuk mengawali hari. Selama berkeliling di Indonesia, penulis Inggris itu terbiasa bangun pagi dengan sajian kopi panas. Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan memulai hari dengan ngopi.
Oohya! Baca juga ya:
Kopi Dulu, Hidup Santai di Indonesia yang Dicatat Penulis Inggris
Jalan ke Baduy, Pengunjung Perlu 7 Jam Perjalanan, Warga Baduy Cukup 1,5 Jam
'Ngopi Dulu', Penulis Inggris Sebut Kopi adalah Penyeimbang yang Hebat
Ketika saya melakukan tugas jurnalistik di Amerika Serikat selama tiga pekan, rekan-rekan wartawan selalu mengajak ngopi pagi. Keluar hotel, jalan kaki menyusuri trotoar mencari warung kopi. Ya jelas tidak menemukan warung kopi. Baik itu di Washington DC, New York, maupun di Los Angeles.
Pedagang kaki lima yang ada hanya menyediakan makanan dan itu pun tidak bisa makan di tempat, melainkan harus dibungkus. Maka, ngopi pagi selama di Amerika Serikat pada 2005 itu hanya bisa dilakukan di McD yang mudah ditemukan.
Teman-teman wartawan yang tidak bisa ngopi di pinggir jalan itu pun menggerutu, lalu membandingkan dengan kondisi di Indonesia, yang begitu mudah mencari tempat ngopi. Kenikmatan tiada tara yang tak bisa mereka dapati selama tiga pekan di negeri adidaya itu.
Tempat ngopi memang cukup banyak di Indonesia. Di Pulau Komodo saja, selain pedagang suvenir, ternyata ada juga pedagang yang menjual kopi di kios-kios yang disediakan di sisi kanan pintu masuk. Sisi kiri dipakai untuk foto-foto dengan komodo.
Di sebuah penginapan di pinggir pantai di Lombok Utara, menunggu waktu makan malam kami menikmati senja pantai. Tentu saja sambil ngopi. Ada gazebo, ada pula kursi-kursi yang nyaman untuk menatap matahari yang hendak tenggelam.
Di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur, kopi juga bisa dinikmati di pinggir-pinggir pantai. Pun di gili-gili di Lombok Utara. Pagi-pagi di Gili Trawangan, pengunjung bisa ngopi pagi dengan suasana lain, membawa kopi dari hotel ke dermaga dengan pemandangan Gunung Rinjani. Sewaktu kedinginan saat snorkeling, juga bisa menikmati kopi panas yang disimpan di tumbler.
Sewaktu Merdeka Hiking Club (MHC) dan Perhimpunan Mahasiswa Bandung ke Baduy Mei 2023, salah satu pesertanya, Rudi RR, membawa kopi berikut alat seduhnya. Di perjalanan saat istirahat, yang dilakukan adalah ngopi. Ini menjadi penambah tenaga untuk bisa mencapai Desa Cibeo di wilayah Baduy Dalam.
Di Cibeo pun, Rudi RR juga menawarkan kopi. Tuan rumah senang dengan aroma kopi yang menguar pagi itu. Semakin senang ketika Rudi RR menghadiahi sebungkus bubuk kopi specialty.
Priyantono Oemar