Selasa 01 Aug 2023 07:49 WIB

Pengamat Militer: Indonesia Perlu Bergabung dengan BRICS

Ada lima negara yang bakal diterima menjadi anggota baru BRICS.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Presiden China Xi Jinping terlihat di layar bersama Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi saat ia menjadi tuan rumah KTT BRICS ke-14 melalui tautan video dari Beijing, Kamis, 23 Juni 2022 .
Foto: Li Tao/Xinhua via AP
Presiden China Xi Jinping terlihat di layar bersama Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi saat ia menjadi tuan rumah KTT BRICS ke-14 melalui tautan video dari Beijing, Kamis, 23 Juni 2022 .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mendorong Indonesia untuk segera bergabung dengan kelompok negara-negara berkembang BRICS karena dunia saat ini memerlukan keseimbangan aspek pertahanan, keamanan, dan ekonomi. 

"Itu (urgensi untuk bergabung BRICS) adalah keniscayaan," kata Connie saat ditemui di sela acara peringatan 96 tahun berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) di Jakarta, Senin (31/7/2023).

Baca Juga

Kelompok negara-negara berkembang beranggotakan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan yang pertama kali menggelar konferensi tingkat tingginya pada 2009 ini dibentuk untuk mengimbangi dominasi Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Kelima negara anggota BRICS saat ini berpotensi tumbuh menjadi penggerak perekonomian dunia terbesar pada 2050. Untuk itu, Connie mengatakan bahwa Indonesia perlu mempererat hubungan dengan BRICS demi memperkuat perekonomian.