REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akses untuk meramaikan Bandara Kertajati, Majalengka, terus diupayakan mulai dari pembukaan tol hingga ketersediaan transportasi umum. Namun, masyarakat menilai, rute dari dan ke Bandara Kertajati yang dibuka oleh Damri khususnya dari Bandung tarifnya cukup mahal.
"Sebenarnya dengan adanya bus Damri ke Kertajati memudahkan ya, apalagi dengan akses tol yang sudah tersambung. Hanya saja dari segi tarif rasanya masih terlalu mahal," kata salah seorang warga Bandung Rinaldi Azka (29 tahun) kepada Republika.co.id, Selasa (1/8/2023).
Damri membuka tiga rute yang dapat melayani penumpang menuju Bandara Kertajati. Ketiga rute tersebut yakni Bandung-Bandara Kertajati dengan tarif Rp 150 ribu, Cirebon-Bandara Kertajati Rp 80 ribu, dan Kuningan-Bandara Kertajati Rp 100 ribu.
Azka menuturkan dengan klaim Bandung-Kertajati bisa ditempuh hanya dengan satu jam, sepertinya lebih murah tarif Bandung-Soekarno Hatta yang berkisar Rp 150 ribu. Bahkan, kata dia, ada yang memberikan tarif Rp 125 ribu ke Bandara Soekarno-Hatta.
Untuk itu, Azka menilai, dari segi harga masih terlalu tinggi untuk rute Bandung menuju Banadara Kertajati. "Mungkin karena permintaannya yang belum terbentuk ya, tapi tetap saja adaptasi pengguna perlu mendapatkan insentif sehingga mau memanfaatkan layanan tersebut," ungkap Azka.
Di sisi lain, Azka mengatakan rute penerbangan dari Bandara Kertajati ke wilayah lain masih terbatas sehingga pemanfaatannya belum terlalu optimal. Azka mengaku, terkadang malah lebih baik pilih langsung ke Bandara Soekarno-Hatta saja.
Begitu juga dengan warga Bandung lainnya, Ismail (52) yang juga merasa tarif Damri dari Bandung menuju Bandara Kertajati terlalu mahal. Padahal, Ismail merasa rute yang dibuka Damri menuju Bandara Kertajati dari Bandung, Cirebon, Kuningan sangat membantu masyarakat.
"Tapi tarifnya itu yang dari Bandung sepertinya ketinggian. Terlalu mahal saya kira. Bandingkan angkutan umum atau travel dari Jakarta ke Bandung hanya Rp 100 ribu," kata Ismail kepada Republika.co.id, Selasa (1/8/2023).
Apalagi, Ismail menyebut rute dari Bandung juga kurang efisien karena calon penumpang harus menuju Terminal Cicaheum terlebih dahulu. Sementara jalur menuju terminal padat lalulintas sehingga memerlukan banyak waktu.
Ismail mengharapkan, titik pemberhentian rute Damri dari Bandung menuju Kertajati ditambah. "Misalnya ditambah ada tiga samapi lima halte lagi. Seperti ke Soekarno-Hatta (dari Bandung) ada di samping Gefung Sate, Terminal Leuwipanjang dan lainnya. Itu baru agak efisien jadi calon penumpang gak terlalu ribet," ujar Ismail.
Kalau hanya dengan kondisi satu titik pemberangkatan menuju Bandara Kertajati, Ismail merasa calon penumpang banyak yang masih enggan. Terlebih tarifnya terbilang mahal dan lebih memilih menggunakan travel jika menuju Jakarta atau langsung menuju Bandara Soekarno-Hatta jika ingin ke luar kota.
Sebelumnya, Damri memastikan siap mendukung transportasi menuju Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Setelah nantinya penerbangan sipil Bandara Husein deialihkan ke Bandara Kertajati, masyarakat Bandung dan sekitarnya yang ingin terbang ke berbagai daerah dan luar negeri nantinya bisa memanfaatkan Tol Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) untuk menuju Bandara Kertajati.
“Tahap awal Damri menyediakan sebanyak empat unit armada yang disiapkan untuk melayani rute menuju Bandara Kertajati,” kata Corporate Communication Damri, Lishna Nurul Hikmah dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (30/7/2023).
Untuk saat ini Damri melayani ketiga rute tersebut yang beroperasi setiap dua hari dalam sepekan yaitu Rabu dan Ahad. “Hal tersebut karena menyesuaikan jadwal penerbangan reguler di Bandara Kertajati,” ucap Lishna.
Lishna menuturkan, tiket keberangkatan dari Bandung dapat dipesan melalui loket DAMRI yang terletak di Terminal Cicaheum. Sedangkan keberangkatan dari Cirebon dapat dipesan melalui loket Damri di Pos Petugas Pengawas Angkutan RM Brawijaya dan keberangkatan dari Kuningan dapat dipesan melalui loket di Terminal Kuningan.
Dalam menyambut peralihan penerbangan di Bandara Kertajati mulai Oktober mendatang, Lishna memastikan berbagai persiapan telah dilakukan Damri. “Ini mulai dari perizinan trayek, armada, loket, dan penyiapan petugas loket dan pengawas serta aplikasi pemesanan tiket melalui e-ticketing,” jelas Lishna.