Selasa 01 Aug 2023 13:48 WIB

Kremlin Berupaya Gali Informasi Pertemuan di Saudi, Ukraina: Moskow Pihak tak Diinginkan

Pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina akan digelar di Arab Saudi.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Bendera nasional Ukraina dan Rusia (ilustrasi).
Foto: AP/Sergei Kholodilin/BelTA
Bendera nasional Ukraina dan Rusia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kremlin mengatakan pada Senin (1/8/2023) bahwa mereka perlu mempelajari lebih lanjut tentang tujuan pembicaraan yang direncanakan di Arab Saudi mengenai perang di Ukraina. Namun, keinginan Moskow itu ditolak Ukraina, dengan menegaskan bahwa Rusia tidak akan hadir dalam pertemuan tersebut.

Pertemuan tersebut pertama kali dilaporkan pada Sabtu (30/7/2023) lalu di Wall Street Journal (WSJ), yang mengatakan bahwa Arab Saudi akan mengundang negara-negara Barat, Ukraina, dan negara-negara berkembang utama dalam pembicaraan yang berfokus pada rencana perdamaian Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

Baca Juga

Surat kabar tersebut mengatakan bahwa Kiev dan negara-negara Barat berharap bahwa pembicaraan tersebut dapat menghasilkan dukungan internasional untuk syarat-syarat perdamaian yang menguntungkan Ukraina.

Ditanya mengenai laporan WSJ, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tentu saja, Rusia akan mengikuti pertemuan ini. "Kami perlu memahami tujuan apa yang ditetapkan dan apa yang akan dibahas. Setiap upaya untuk mempromosikan penyelesaian damai layak mendapat evaluasi positif," ujar Peskov.

Namun, Peskov juga menegaskan kembali posisi Moskow bahwa saat ini mereka tidak melihat adanya alasan untuk melakukan pembicaraan damai dengan Kiev. "Rezim Kiev tidak menginginkan dan tidak bisa menginginkan perdamaian, selama itu digunakan secara eksklusif sebagai alat dalam perang kolektif Barat dengan Rusia," katanya dalam sebuah panggilan telepon dengan wartawan.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrado mengatakan bahwa ia bersedia hadir asalkan perwakilan Rusia dan Ukraina hadir. "Jika ada penerimaan dari Ukraina dan Rusia untuk mencari solusi untuk mencapai perdamaian, kami akan berpartisipasi," katanya kepada para wartawan di Mexico City. "Kami tidak ingin perang Rusia-Ukraina terus berlanjut, itu sangat tidak rasional."

Andriy Yermak, kepala staf khusus Zelenskiy, mengatakan bahwa Ukraina akan "sangat senang jika Barat, Timur, Selatan, dan Utara bekerja dalam format ini untuk memperbaharui sistem keamanan dunia".

"Tetapi, ini adalah forum negara-negara yang bertanggung jawab yang mendukung hak-hak internasional dan undang-undang PBB. Dan itulah mengapa Rusia tidak akan hadir di sana," tulis Yermak di Telegram bersama dengan kiriman pernyataan presiden Meksiko.

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, sebelumnya telah menyatakan kesiapannya untuk menjadi penengah dalam konflik tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Sabtu bahwa sebuah inisiatif Afrika--yang menyerukan langkah-langkah pembangunan kepercayaan yang diikuti dengan penghentian permusuhan--dapat menjadi dasar bagi perdamaian, tetapi serangan Ukraina terhadap Rusia membuat hal ini sulit untuk direalisasikan.

Rencana Zelenskiy, yang diusulkan pada awal tahun ini, menyerukan penarikan semua pasukan Rusia dan pemulihan perbatasan Ukraina pasca-Soviet. Dia menolak gagasan gencatan senjata yang akan membuat Rusia menguasai hampir seperlima wilayah negaranya dan memberikan waktu bagi pasukannya untuk berkumpul kembali setelah 17 bulan berperang.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement