REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kremlin mengatakan Rusia harus mempelajari proposal yang diajukan Arab Saudi mengenai perang di Ukraina. Namun Ukraina menegaskan Rusia tidak diterima dalam perundingan.
Surat kabar the Wall Street Journal yang pertama kali melaporkan pertemuan tersebut. Harian itu melaporkan Arab Saudi akan mengundang negara-negara Barat, Ukraina dan negara perekonomian maju untuk membahas rencana perdamaian Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Surat kabar itu mengatakan Kiev dan negara-negara Barat berharap perundingan dapat mengarah pada dukungan internasional yang mendukung Ukraina. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ditanya tentang laporan the Wall Street Journal.
"Tentu, Rusia akan mengikuti pertemuan ini. Kami harus memahami tujuan yang ditetapkan dan apa yang akan dibahas. Setiap upaya mempromosikan perdamaian pantas mendapatkan evaluasi positif," jawabnya, Selasa (1/8/2023).
Namun Peskov menegaskan posisi Moskow saat ini tidak melihat adanya dasar untuk menggelar perundingan damai dengan Kiev.
"Rezim Kiev tidak ingin dan tidak bisa membuat perdamaian, sepanjang mereka digunakan secara eksklusif sebagai alat perang kolektif Barat dengan Rusia," katanya.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan ia bersedia menghadiri pertemuan itu. Dengan syarat pertemuan juga dihadiri perwakilan Rusia dan Ukraina.
"Bila Ukraina dan Rusia menerima solusi untuk mencapai perdamaian, kami akan berpartisipasi, kami tidak ingin perang Ukraina-Rusia berlanjut, ini sangat tidak rasional," kata Lopez Obrador.
Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak mengatakan Ukraina akan "sangat senang bila Barat, Timur, Selatan dan Utara bekerja sama dalam format untuk memperbarui sistem keamanan dunia."
"Namun ini forum negara-negara bertanggung jawab yang membela hak-hak internasional dan piagam PBB. Dan itulah mengapa Rusia tidak akan disana," tulis Yermak di aplikasi Telegram.
Sebelumnya Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengungkapkan kesediaannya untuk memediasi konflik. Pada Sabtu (29/7/2023) lalu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan inisiatif Afrika yang mendorong pembangunan kepercayaan yang diikuti penghentian perselisihan dapat menjadi dasar perdamaian tapi serangan Ukraina ke Rusia sulit membuat hal itu diwujudkan.
Rencana yang Zelenskyy ajukan pada awal tahun ini menyerukan Rusia menarik pasukannya dan mengembalikan batas wilayah Ukraina. Ia menolak gagasan gencatan senjata yang akan membiarkan Rusia menguasai hampir seperlima negaranya dan memperkuat kembali pasukan Rusia setelah perang selama 17 bulan.