REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Para petani di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, diajak untuk mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Asuransi ini disebut sebagai bentuk perlindungan ketika petani mengalami gagal panen atau puso, seperti akibat bencana.
Dengan lahan pertanian yang terdaftar asuransi, petani bisa mengajukan klaim. “Asuransi itu akan terasa ketika petani, amit-amit, mengalami gagal panen. Ini kan sebagai langkah antisipasi kalau terjadi puso,” ujar Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin, kepada Republika, Senin (31/7/2023).
Menurut Nuraedidin, sejauh ini baru sekitar 20 persen dari total luas lahan pertanian padi di Kabupaten Tasikmalaya yang diasuransikan. Ia mengatakan, pihaknya berupaya terus menyosialisasikan program asuransi ini dan memberikan pemahaman kepada petani.
Terlebih, saat ini diperkirakan kondisi musim kemarau akan lebih kering karena adanya fenomena El Nino. “Memang masih butuh kerja keras untuk sosialisasi dan pengertian kepada petani,” ujar Nuraedidin.
Mengantisipasi potensi kekeringan pada musim kemarau ini, Nuraedidin mengatakan, dinasnya sudah memberikan imbauan melalui camat, kepala desa, dan penyuluh agar para petani dapat menghemat penggunaan air. Mengingat di beberapa wilayah kecamatan sudah mulai musim tanam.
“Kami juga akan cek embung yang sudah dibuat di beberapa titik, serta akan cek saluran tersier yang ada. Ketika ada kendala, kami akan lakukan penanganan agar air dapat tetap mengairi lahan pertanian,” kata Nuraedidin.
Sejauh ini, Nuraedidin menyebut belum ada laporan lahan pertanian di Kabupaten Tasikmalaya yang mengalami kekeringan. Ia mengatakan, dinasnya terus melakukan pemantauan di lapangan.
“Potensi kekeringan itu biasanya ada di wilayah selatan. Mudah-mudahan Tasikmalaya tidak terlalu terdampak El Nino,” ujar Nuraedidin.