REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Musyafirin, meminta kepada jamaah haji yang telah selesai menunaikan rukun Islam yang kelima di Tanah Suci Makkah dan telah tiba di kampung halaman supaya bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
"Dengan bertambahnya status sosial yang melekat dalam diri kita, maka dituntut untuk berubah ke arah yang lebih baik," kata Musyafirin saat menerima kedatangan para jamaah haji asal Sumbawa Barat di Masjid Agung Darussalam, Selasa (1/8/2023).
Bupati menyampaikan ucapan syukur kepada Allah SWT, karena jamaah haji dapat tiba dengan selamat sampai di kampung halaman, meskipun berkurang satu orang karena telah wafat di Tanah Suci.
"Tetapi, kita tetap bersyukur karena beliau dapat melewati tahapan ibadah haji dan meninggal dunia di Tanah Suci Makkah," katanya.
Bupati dalam kesempatan tersebut menekankan, inti dari haji mabrur adalah perubahan ke arah yang lebih baik.
"Haji yang mabrur itu intinya saat kita telah selesai melaksanakan ibadah haji," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, sampai sejauh mana bisa berubah dari yang sebelumnya, karena mau tidak mau bapak/ibu semua sekarang sudah menjadi teladan di tengah masyarakat dan menjadi tolok ukur masyarakat dalam bersikap.
"Jika sebelumnya kita jarang salat berjamaah di masjid, mulai sekarang kita rajin shalat berjamaah di masjid. Jika sebelumnya kita sering marah maka mulai sekarang kita atur tutur kata kita dalam berkomunikasi sehari-hari," katanya.
Pada musim haji 2023, Kabupaten Sumbawa Barat memberangkatkan jamaah calon haji (JCH) ke Tanah Suci sebanyak 326 orang yang masuk dalam Kelompok Terbang (Kloter) 5 dan Kloter 9. JCH asal daerah ini diberangkatkan ke Makkah melalui Embarkasi Lombok.